Desa Malawaken belum Terjamah Listrik

TANPA LISTRIK – Sejumlah warga Desa Malawakan berharap, perhatian dari seluruh pihak agar akses listrik bisa masuk ke desa mereka.(asli)

Padahal jarak wilayah ini dengan ibukota Kabupaten Barito Utara, hanya sekitar 40 Kilometer
atau ditempuh perjalanan darat selama 45 menit. Tanpa Listrik, komputer sekolah juga tidak
bisa digunakan
==========================
MUARA TEWEH, K.Pos – Selama 25 tahun tepatnya tahun 1994 hingga kini, Desa Malawaken,
Kecamatan Teweh Baru, Kabupaten Barito Utara (Barut) tidak pernah menikmati penerangan
lampu listrik dari PLN.
Padahal sudah mengusulkan jaringan listrik ke wilayah mereka. Di desa ini hanya dihuni sekitar
200 Kepala Keluarga (KK), mereka hanya pasrah, saat malam tiba desa ini terlihat gelap gulita.

Padahal jarak wilayah ini dengan ibukota Kabupaten Barito Utara, hanya sekitar 40 km atau
ditempuh perjalanan 45 menit.

Bacaan Lainnya

Baca juga=Tim Penilai Lomba Desa datangi Kelurahan Lanjas

Malawaken III merupakan bagian dari Desa Malawaken, biasa disebut juga Malawaken Luar,
berada di jalur strategis Jalan Negara Muara Teweh-Simpang Jingah-Benangin-Lampeong-Batas
Kaltim, tepatnya mulai dari Km 1 sampai dengan Km 24.

Warga RT 08, Tampung Bungo, Malawaken III, Memey membeberkan, warga setempat belum
menikmati aliran listrik sejak Dusun Malawaken III dibuka sekitar era 1994-an.
“Warga hanya mengandalkan lampu tempel (lampu teplok) atau bagi yang punya uang
memasang listrik tenaga surya. Memasang listrik tenaga surya pakai uang sendiri, harga alatnya
Rp2,2 juta, ada yang lebih murah dan lebih mahal, tergantung daya,” ujar wanita yang sering
disapa, Mama Reza, pekan tadi
Warga RT 08 lainnya bernama Kasrini mengatakan, berkali-kali usulan disampaikan kepada
pemerintah maupun pihak PLN, namun belum ada realisasi pemasangan listrik. Wilayah yang
belum mendapatkan pelayanan listrik adalah RT 05, 06, 07, dan 08 di Malawaken.
Sedangkan warga Malawaken I (Teluk Mayang) dan Malawaken II (Dalam) di RT 01, 02, 03, dan
04 yang berada di pinggir Sungai Barito sudah lama menikmati listrik.
Ketua RT 08 Kampung Tampung Bungo, Mihin membenarkan bahwa warga di RT ini berjumlah
sekitar 56 KK sudah tiga kali mengusulkan pemasangan jaringan listrik kepada PLN.

“Pertama kami mengusulkan pada tahun 2015, tetapi hingga kini belum ada tindak lanjut
sampai tahun 2019,” kata Mihin.
Akibat tidak ada aliran listrik, pekerjaan merekap hasil ulangan dan kegiatan SDN 8 Malawaken
harus diselesaikan di Muara Teweh, meskipun sekolah sudah mempunyai komputer.

“Jalur jalan negara ini tembus sampai ke jalan masuk Desa Sabuh, Liang Naga, Panaen,
Gandring, dan Liang Buah Naga, sampai ke Kecamatan Teweh Timur dan Gunung Purei. Semua
daerah ini perlu listrik,” tambah Mihin.

Warga bernama Sri Utari mengatakan, sejak 2017 dirinya mengajukan pemasangan aliran listrik
untuk rumah pribadi. Lalu disusul dengan daftar nama warga dari Km 01 sampai dengan Km 04
ke PLN Muara Teweh. Tetapi tidak ada tanggapan.

Baca juga=Tim Penilai Lomba Desa datangi Kelurahan Lanjas

“Saya selalu diminta bersabar dan tunggu, sehingga saya kembali ajukan ke PLN Cabang Kuala
Kapuas. Eh, malah saya kena marah dari pihak terkait,"sebut wanita yang juga ASN guru ini.

Penulis: Asli
Penanggung jawab: SA Lingga

 

Pembaca setia kalselpos.com download aplikasi versi android  kami di Play Store

Aplikasi Kalselpos.com

Pos terkait