Martapura, kalselpos.com – Aksi Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru Kalimantan Selatan, dalam Penyelenggaraan Program GOEE (Demo Partisipator dalam Pengelolaan Sampah Organik dan An-organik) di RT. 04 Desa Bunglai
Pada Minggu 16 Juli 2023 lalu, Kelompok 1 PBL (Pengalaman Belajar Lapangan) telah melaksanakan intervensi terhadap masalah utama pada masyarakat RT. 04 Desa Bunglai, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar.
Diketahui Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat telah menyelesaikan Kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan 2 yang dilaksanakan dari tanggal 6 Juli 2023- 4 Agustus 2023. Sebelumnya, pada Pengalaman Belajar Lapangan 1 tim penulis yang terdiri Abdi Irza, Jane Dina Berliana,
Salsabila Yasmin dan Sintia Herlinda Rahmawati telah didapatkan masalah utama yaitu hipertensi, jantung dan pengelolaan sampah.
Dapat diketahui bahwa mayoritas masyarakat sekitar melakukan pengelolaan sampah utamanya yaitu dengan cara dibakar. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya TPS ataupun TPA mengakibatkan sampah tidak dapat dibuang ke tempat semestinya. Pengangkutan atau pengambilan sampah dari kota ke Desa Bunglai, juga tidak ada, sehingga mengharuskan masyarakat disana berinsiatif melakukan pengelolaan sampah secara mandiri.
Berdasarkan hasil Musyawarah Masyarakat Desa 1, pengelolaan sampah menjadi prioritas masalah utama dengan mengambil suara terbanyak yang disepakati oleh wakil masyarakat RT. 04, aparat desa, dan tenaga kesehatan pustu Desa Bunglai, secara langsung di balai Desa Bunglai.
Berdasarkan hasil masalah itu, didapatkan sebuah intervensi berupa program rangkaian yang terdiri dari pembentukan kader, penyuluhan dan pelatihan. Program ini disambut dengan antusias warga terkhusus saat dilakukannya pelatihan yang terdiri dari demo partisipasi untuk sampah organik dan an-oraganik berupa eco- bricks dan eco-enzyme.
Eco-enzyme merupakan larutan multifungsi yang berasal dari fermentasi sisa sampah organik seperti buah-buahan maupun sayuran, gula merah, dan air bersih.
Sedangkan eco-bricks merupakan pemanfaatan sampah plastik berupa botol plastik yang diisi dengan sampah plastik lainnya sampai penuh, hingga mempunyai sifat tahan air dan juga kekuatan yang tahan lama, kemudian bisa diinovasikan menjadi barang-barang yang berguna dalam kehidupan sehari-hari seperti kursi, meja, bingkai foto maupun dekorasi pada rumah.
Salah seorang kader Pustu Bunglai, Mahmudah mengatakan, programnya memang bagus untuk dilaksanakan dan semoga prosesnya selesai hingga sampai berhasil. “Rencananya, mau saya gunakan untuk pembersih dan sebagainya tetapi pemakaiannya dicoba ke kulit dulu,” ucap Mahmudah.
Ia juga menyampaikan, memakai dari hasil sempel produk tersebut untuk mengobati gatal-gatal.
“Kemarin, sempat memakai dari hasil sampel yang kalian bawa buat dioles di tangan lalu ke kulit yang gatal-gatal, dua kali ngoles terus menjadi kering, awalnya kaya terasa nyeri sedikit,tetapi sedikit demi sedikit hilang gatal-gatalnya,” Jelasnya.
Dirinya pun mengatakan eko enzim berbeda sekali dengan salep, bedak atau lation yang masih belum terbukti lagi untuk menghilangkan gatal-gatal. Intinya program ini menurut saya bagus sekali,” ungkap Mahmudah. Masyarakat RT. 04 termasuk salah seorang bidan juga sangat mendukung agar program ini tetap berlanjut.
Dengan adanya Program GOEE (Demo Partisipator dalam Pengelolaan Sampah Organik dan An-organik) diharapkan masyarakat RT. 04 Desa Bunglai, dapat tersalurkannya informasi kepada masyarakat dalam mengelola limbah organik maupun an-organik, mampu menanamkan kesadaran bagaimana cara mengelola sampah yang baik dan benar, mengembangkan sikap kreatif terhadap masyarakat terkhusus untuk dirinya sendiri serta bisa dijadikan sebagai peluang usaha yang menghasilkan nilai jual.
Baca berita kalselpos lainnya, silahkan download Aplikasi Kalselpos.com di play store
