Perusahaan pertambangan Batubara ‘kepung’ Makam Datu Nuraya

[]Antara DEKAT MAKAM - Ini salah satu lokasi pertambangan batubara yang dekat dengan Makam Datu Nuraya di Kabupaten Tapin.

Rantau, kalselpos.com – Kegiatan perusahaan pertambangan batubara mulai mendekati atau ‘mengepung’ makam karamah Datu Nuraya (sekitar 150 kilometer utara Banjarmasin) di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Pantauan Antara Kalsel, Senin (29/5/23) melaporkan, sebagaimana dikutip kalselpos.com, kegiatan pertambangan batu bara berjarak lebih kurang 300 meter dari Makam Datu Nuraya atau Abdul Mu’in/Abdur Ra’uf/Abdul Djabbar.

Bacaan Lainnya

Oleh karenanya, kalau beberapa tahun lalu peziarah tidak melalui jalan lintasan tambang, kini harus hati-hati sebab melewati jalan untuk angkutan “emas hitam” atau batu bara perusahaan pertambangan tersebut.

Makam Datu Nuraya salah satu situs sejarah yang terkenal di Kalsel yang kini berpenduduk lebih empat juta jiwa tersebar pada 13 kabupaten/kota dan mayoritas Muslim itu, karena makam tersebut berukuran panjang lebih kurang 60 meter serta lebar sekitar enam meter.

Beberapa peziarah di antaranya H Sofwan, seorang pensiunan guru dari Banjarbaru berharap Makam Datu Nuraya tetap terjaga atau terpelihara dengan baik minimal seperti keadaan saat ini.

“Apalagi Makam Datu Nuraya sebagai ‘cagar budaya’ yang dilindungi Undang Undang Kepurbakalaan,” kata penziarah asal Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) itu.

Harapan serupa dari Anas, pensiunan guru dari Banjarmasin asal daerah hulu sungai atau “Banua Anam”, seraya menyataka, jalan ke Makam Datu Nuraya kini sudah enak.

“Untung ada petunjuk jalan guna keselamatan peziarah supaya berhati-hati,” ujar Guru Anas, asal Desa Aluan Mati, Kecamatan Batu Benawa, HST.

Pada kawasan Datu Nuraya itu terdapat “tandon” (tempat penampungan air dari sumur bor) buat fasilitasi peziarah bantuan perusahaan pertambangan batubara tersebut.

Makam Datu Nuraya berdekatan atau berjarak sekitar 15 menit perjalanan mobil dengan Makam Datu Sanggul atau Abdussamad Al Palembangi, seorang ulama asal “Bumi Sriwijaya” Sumatera Selatan (Sumsel) yang juga terkenal sejak lama di Kalsel khususnya.

Di “Bumi Ruhui Rahayu” Tapin terdapat sejumlah makam yang oleh masyarakat Banjar Kalsel menganggap karamah antara lain Makam Datu Sanggul dan Nuaraya, Makam Datu Muhammad Mahmud Al Qabul di Margasari yang belakangan menjadi trend peziarah.

Baca berita kalselpos lainnya, silahkan download Aplikasi Kalselpos.com di play store

Pos terkait