Harga Terus Anjlok, Semangat Petani Menanam Porang Meredup

Kadis TPH Kalsel, Syamsir Rahman.(anas aliando)(kalselpos.com)

Banjarbaru, kalselpos.com – Semangat petani di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) untuk menanam porang sedikit mengendur akibat harga porang yang terus anjlok baik di pasar lokal maupun pasar ekspor.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Provinsi Kalsel, Syamsir Rahman mengungkapkan, pada saat porang booming dua tahun lalu, semangat petani menanam porang berkobar hebat. Bahkan tahun 2021, porang Kalsel diekspor ke Jepang dan dimilirkan langsung oleh Sekdaprov Kalsel, Roy Rizali Anwar.

Bacaan Lainnya

Seiring banyaknya produksi porang di seantero negeri, maka otomatis harganya pun menukik tajam. “Sama dengan karet, harga porang juga mengalami penurunan disaat produksi melimpah,” ungkap Syamsir kepada kalselpos.com, Rabu (13/4).

Namun Syamsir yakin, ekspor perdana porang bukan sekaligus ekspor yang terakhir seperti disinggung Sekdaprov Kalsel, Roy Rizali Anwar saat memberikan sambutan pada Musrenbang Pertanian beberapa waktu lalu.

“Harga porang di pasar ekspor juga anjlok. Padahal pengusaha porang di Balangan misalnya, sudah kontrak dengan pembeli dari negara ekspor. Karena harga tadi, maka petani banyak yang menjual ke luar daerah hanya karena beda harga sedikit. Mereka kelain hati,” Syamsir bergumam.

Dia pun meminta kepada pengusaha turun ke petani porang untuk melakukan pembinaan secara intens. “Kalau petani tidak diikat dengan perjanjian kontrak yang jelas, maka mereka akan menjual ke pembeli yang mematok harga lebih tinggi, itu sah saja dalam hukum ekonomi,” terang Syamsir yang juga Plt Kepala BKD Kalsel itu.

Saat ini, beber Syamsir, Dinas TPH Kalsel bekerjasama dengan Balai Karantina terus melakukan pembinaan kepada petani porang di tiga kabupaten penghasil porang, yakni Balangan, Tabalong dan Tanah Bumbu.

“Luasan tanaman porang kita lebih dari 400 hektar dengan hasil produksi sekali panen lebih dari 100 ton. Artinya potensi itu sangat besar dan ekspor porang Kalsel saya yakini akan kembali cerah,” ucapnya.

Syamsir mengakui, porang Kalsel memang masih kalah bersaing dengan porang dari Pulau Jawa. Dimana porang sudah diolah dalam bentuk chips dan butiran mirip beras. “Kalau porang kita masih dalam bentuk bongkahan. Kalau pun sudah jadi chips tapi kadar airnya masih tinggi. Ini tugas besar kita bagaimana mengolah porang agar berkualitas dan layak ekspor,” tukasnya.

Berita lainnya Instal Aplikasi Kalselpos.com

Pos terkait