Peneliti China temukan teknologi untuk kendalikan nyamuk malaria

Nyamuk demam berdarah.(ilustrasi)(kalselpos.com)

Beijing, kalselpos.com – Disambut positif hasil penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian Teknologi Nuklir dan Pusat Pengembangan Energi Atom China (CAEA) bersama Sun Yat Sen University pada 2020 itu.

Hal demikian dilaporkan media lokal di China, yakni Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Bacaan Lainnya

Sementara, kampus yang berada di Guangzhou juga berencana mendirikan tiga sampai empat laboratorium anti nyamuk di wilayah Guangdong, Hong Kong, Makau dan mendirikan pusat pelatihan di luar negeri.

Peneliti terkemuka China menemukan teknologi nuklir dalam mengendalikan wabah penyakit menular yang disebabkan oleh nyamuk.

Media menyampaikan pada Senin (24/8), bahwa hanya dengan menggunakan teknologi biologi modern sangat mungkin mampu membasmi nyamuk-nyamuk spesifik di wilayah China daratan sekaligus mengontrol penularan penyakit.

Para peneliti menemukan nyamuk-nyamuk jantan yang terkena radiasi akan kawin dengan nyamuk betina liar tanpa menghasilkan keturunan.

Oleh karena itu, teknologi radiasi nuklir digunakan untuk menghancurkan sistem reproduksi nyamuk jantan. Dalam penerapan teknologi nuklir hijau, teknik sterilisasi nyamuk sangat efektif dan tahan lama, tanpa menimbulkan polusi kimia yang membahayakan hewan lain atau resistensi obat pada nyamuk, demikian pandangan Direktur CAEA Wu Zhongdao, seperti dikutip Shenzhen Special Zone Daily.

Menurut Zhongdao, hal itu merupakan satu-satunya teknologi biologi modern yang sangat ampuh membasmi nyamuk tertentu di suatu wilayah sekaligus mengendalikan penularan penyakit.

Sementra, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan penyakit yang dibawa nyamuk telah membunuh 700.000 orang di dunia setiap tahun.

Afrika Selatan menjadi negara paling parah terkena serangan wabah malaria yang telah menewaskan banyak orang.

Selain CAEA, Sun Yat Sen University juga mendirikan “laboratorium nyamuk” untuk memproduksi sterilisasi nyamuk secara massal.

Dengan kemampuan sterilisasi 40 hingga 50 juta ekor nyamuk per pekan, China diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengendalikan penyakit yang dibawa nyamuk di negara-negara berkembang.

 

(Aplikasi Kalselpos.com)

Pos terkait