Eropa selidiki kasus kematian akibat Vaksin Covid-19

Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson.(ist)(kalselpos.com)

London, kalselpos.com – Kematian seorang perempuan di Belgia yang mengalami pembekuan darah dan penurunan trombosit setelah menerima vaksin Covid-19 Johnson & Johnson sedang diselidiki.

Hal demikian disampaikan Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) pada (27/5/21). Regulator obat Uni Eropa itu mengaku telah meminta produsen asal AS tersebut agar melakukan serangkaian riset tambahan guna membantu menilik adanya kemungkinan hubungan antara vaksin dan kondisi pembekuan darah serius namun jarang terjadi, yang disebut thrombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS).

Bacaan Lainnya

“Kami bersama lembaga medis Belgia dan Slovenia, sedang meninjau kasus di Belgia itu, serta beberapa laporan lainnya soal pembekuan darah,” kata EMA.

Laporan kematian di Belgia itu, menurut EMA merupakan yang pertama soal penggunaan vaksin Covid-19 J&J, meski sebelumnya sudah ada tiga kematian yang berkaitan dengan vaksin dosis tunggal buatan perusahaan itu di Amerika Serikat.

Belgia menghentikan penggunaan vaksin Covi-19 J&J untuk usia di bawah 41 tahun setelah kematian seorang perempuan, yang sebelumnya dibawa ke rumah sakit dengan mengalami trombosis parah dan penurunan kadar trombosit.

Dikabarkan, perempuan itu warga negara Slovenia, meski Reuters tidak dapat memastikan kebenaran keterangan tersebut.

EMA menyebut, hingga 20 Mei, sudah lebih dari 1,34 juta dosis vaksin J&J yang disuntikkan di Uni Eropa.

(Aplikasi Kalselpos.com)

 

Pos terkait