Banyak pemandangan mencolok dan suara kehidupan kota di Afghanistan

Para siswa sekolah musik saat berlatih di pusat pendidikan dan budaya di Kabul, Afghanistan.(ist)(kalselpos.com)

kalselpos.com – Taliban saat ini telah telah berusaha menunjukkan lebih menenangkan kepada dunia.

Mereka yang masih berada di negara itu berusaha menyesuaikan diri dengan gaya tegas pemerintah baru mereka.

Bacaan Lainnya

Amerika Serikat (AS) sebelum penerbangan terakhir meninggalkan Kabul pada Senin (30/8) tengah malam, banyak pemandangan mencolok dan suara kehidupan kota di Afghanistan bahkan mulai berubah.

Warna-warni reklame
di depan salon-salon kecantikan sudah dicat ulang, jeans telah diganti dengan pakaian tradisional, dan stasiun radio mengubah menu siaran mereka dengan musik pop Hindi dan Persia, serta musik patriotik yang muram.

“Bukan karena Taliban memerintahkan kami mengubah apa pun, kami mengganti program sekarang karena kami tidak ingin Taliban memaksa kami berhenti siaran,” kata Khalid Sediqqi, produser stasiun radio swasta di Kota Ghezni.

“Lagi pula tak seorang pun di negara ini berminat mencari hiburan, (karena) kami semua sedang syok,” katanya.

Tak ada hukuman keras dipertontonkan di depan publik dan tak ada larangan menggelar hiburan rakyat seperti yang mereka terapkan saat berkuasa dulu, sebelum digulingkan pasukan Sekutu pada 2001.

Kegiatan budaya diperbolehkan, kata mereka, sejauh tidak melanggar hukum Syariat dan budaya Islam Afghanistan.

Otoritas Taliban di Kandahar, kota kelahiran gerakan itu, menerbitkan perintah formal pekan lalu yang melarang stasiun radio memutar musik dan suara penyiar perempuan.

Namun bagi kebanyakan orang, perintah formal tidak mereka perlukan.

Bagi petinggi Taliban, yang banyak dibesarkan di madrasah dan mengalami tahun-tahun yang sulit akibat peperangan, perubahan itu dianggap sudah melampaui batas.

“Budaya kami telah teracuni, kami melihat pengaruh Rusia dan Amerika di mana saja bahkan pada makanan yang kami santap, sesuatu yang harus disadari oleh masyarakat dan perlu diubah,” kata seorang komandan Taliban.

Zarifullah Sahel, wartawan lokal di Provinsi Laghman dekat Kabul, mengatakan bahwa kepala komisi budaya lokal Taliban memberi tahu stasiun radio pemerintah dan enam stasiun radio swasta untuk menyesuaikan siaran mereka agar sejalan dengan hukum Syariat.

Sejak itu, program musik dan program berita, politik, dan budaya yang tidak berkaitan dengan masalah agama telah dihentikan.

Meskipun perintah formal belum dikeluarkan, pesannya sudah terbaca dengan jelas: era kebebasan telah berakhir dan lebih aman untuk tidak terlihat mencolok.

Seorang mantan aktivis sipil di kota utara, Mazar-i-Sharif, mengatakan toko dan restoran tampaknya sudah sepakat untuk mematikan radio.

“Tak ada peringatan soal musik, tapi kami sendirilah yang menghentikannya,” pungkasnya.

(Aplikasi Kalselpos.com)

Pos terkait