Banjarbaru,kalselpos.com – Sejumlah kelompok tani binaan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kalimantan Selatan (Kalsel) terus mengembangkan padi apung sebagai solusi lahan yang sering tergenang air hingga gagal tanam. Seperti halnya saat banjir awal tahun 2021, sebagian besar lahan persawahan ikut terendam dan mengakibatkan kerusakan tanaman padi.
Kepala Dinas TPH Kalsel Syamsir Rahman, mengatakan, ada tiga wilayah yang mengembangkan sistem tersebut, yaitu Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Syamsir menilai, padi apung menjadi solusi jangka panjang di lahan pertanian yang sepanjang tahun kerap tergenang hingga petani tak bisa bercocok tanam. Hal ini juga untuk menunjang misi Kalsel menjadi penyangga pangan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.
“Padi apung bisa jadi solusi kita setelah banyak lahan kita terkena banjir dan serangan hama,” kata Syamsir.
Inovasi pertanian padi apung di Kalsel bermula dari persaingan setelah lahan rawa lebak seluas 3.000-4.000 hektare di Kabupaten Barito Kuala tak bisa digarap karena ketinggian air di atas batas kemampuan padi bertahan hidup.
Baca berita kalselpos lainnya, silahkan download Aplikasi Kalselpos.com di play store