30 pasien DBD masih dalam perawatan, Tiga meninggal

Setia Budi, Kepala Dinas Kesehatan Tanbu. (Kristiawan)

BATULICIN, Kalselpos.com – Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), Setia Budi kepada Kalselpos Selasa (18/2) siang menyampaikan, terkait dengan kasus wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) di Tanbu.

Adapun data jumlah pasien tersebut berasal dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Andi Abdurahman Noor dan Puskesmas di seluruh Kabupaten Tanah Bumbu.

Baca juga=Satu anak meninggal terserang DBD 

Dijelaskannya, mulai bulan Januari sampai 18 Februari 2020 jumlah kasus DBD di Tanbu ada 269 orang. Baik yang dirawat di RSUD dr. Andi Abdurrahman Noor ataupun di puskesmas-puskesmas yang berada di Kecamatan.

Dari data keseluruhan ungkap Setia Budi, pasien DBD yang sudah sembuh berjumlah 239 orang, 30 orang masih dalam perawatan medis dan 3 orang meninggal dunia.

Ketiga pasien yang meninggal atas nama Maharani (13), Rizki (8) dan baru 2 hari kemarin meninggal dunia atas nama Yasen Melinda (8). Dua orang warga tanahbumbu dan satu orang pasien dari Kabupaten Kota Baru.

Setia Budi berharap, agar masyarakat senantiasa waspada dan menjaga kebersihan lingkungan. sebab, dalam mengatasi masalah DBD tidak cukup dengan pengasapan (fooging) dan abate saja. namun, prilaku hidup bersih dimasyarakat adalah yang terpenting. Misalnya dengan membersihkan selokan, genangan air disekitar rumah dan lainnya.

Fatherlina, Kasi P2 PM Dinkes Tanbu. (Kristiawan)

Terpisah, Kepala Seksi Pencegahan Penanggulangan Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Tanbu Fatherlina SKep  mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan upaya upaya penanggulangan DBD.

Aksi dilapangan dengan melakukan pengasapan (fooging) sebanyak 34 titik zona rawan, diantaranya di wilayah Kecamatan Simpang Empat sebanyak 20 titik, Kecamatan Satui 4 titik, Kusan Hlir 3 titk, Karang Bintang 2 titik, Kusan Hulu 2 titik, Batulicin 2 titik dan Kecamatan Sungai Loban 1 titik total keseluruhan 34 titik.

Kenadati demikian, hal serupa disampaikan oleh Kasi P2PM Dinkes Tanbu, bahwasanya dampak dari pengasasan (fooging) hanya beberapa jam saja dalam hal penanggulangan wabah DBD.

Baca juga=Satu anak meninggal terserang DBD 

“Faktor utamanya dalam menghambat perkembangan nyamuk tersebut ialah prilaku hidup masyarakat sendiri dilingkungan sekitar masing-masing, tentunya dalam hal ini masalah budaya kebersihan,” terangnya.

Penulis: Kristiawan
Editor: Bambang CE
Penanggung jawab: SA Lingga

 

Pembaca setia kalselpos.com download aplikasi versi android  kami di Play Store

Aplikasi Kalselpos.com

Pos terkait