Banjarmasin,Kalselpos.com –
Anggota Komisi I DPRD Kalsel, Ahmad Sarwani mengapresiasi ketersediaannya sarana prasarana untuk mitigasi gempa di Provinsi Kalsel yang tersebar 13 kabupaten kota, meski secara geografis daerah ini terlepas dari gempa vulkanik karena tidak ada gunung aktif seperti daerah lain.
Namun upaya pemprov melalui BPBD Kalsel sudah cepat tanggap, artinya informasi penting bagi masyarakat sedini dan secepat mungkin khususnya perihal kebencanaan
“Kami berharap alat ini benar – benar berfungsi 1 kali 24 jam, termasuk mengantisipasi margen eror sistem, ” katanya Senin (20/1) siang.
Ia menambahkan, di Kalsel beberapa kali terasa getaran gempa meski berskala kecil.
Namun hal itu tetap menjadi kewaspadaan bersama, termasuk imbas getaran akibat gempa di daerah lain, seperti tahun 2024 lalu, yang bertepatan dengan bulan suci Ramadhan, di mana guncangan di Tuban, Jawa Timur, sempat dirasakan warga Banua, meski hanya sesaat, namun getarannya membuat bangunan dan air bergerak
“Ya ini kan bagian dari ikhtiar pemerintah, setidaknya kecepatan informasi yang benar itu diperlukan, termasuk kesiapsiagaan, ” harapnya
Politisi NasDem ini menegaskan, seperti diketahui di Pegunungan Meratus terdapat patahan sesar aktif sepanjang 105 kilometer dan diperkirakan sudah ada zaman pra tersier serta mengalami reaktivasi.
Faktanya, patahan ini berarah dari utara timur laut ke selatan barat daya termasuk sesar anjak, bahkan getaran patahan Meratus ini berpotensi memicu gempa bumi hingga 7 magnitudo.
Di lain sisi, dia meminta kepada BPBD dan Dinsos agar bisa mengoptimalkan bantuan dapur umum di sejumlah titik yang dinilai memiliki dampak parah terhadap banjir, seperti Kabupaten Banjar, Tanah Laut, HSU, Kotabaru dan Banjarmasin.
Kondisi tersebut semakin membuat ketinggian air meningkat, seiring curah hujan tinggi akibat anomali cuaca ekstrem.
“Kami berharap fungsi dapur umum perlu dilakukan di sejumlah titik rawan banjir,” tukas Ahmad Sarwani.
Baca berita kalselpos lainnya, silahkan download Aplikasi Kalselpos.com di play store