BANJARMASIN, Kalselpos.com – Program penanaman dua kali dalam setahun di lahan pertanian Kota Banjarmasin masih tak bisa dilakukan hingga awal tahun 2025 ini.
Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Banjarmasin, Yuliansyah Effendi hal itu terkendala karena kondisi lahan persawahan yang masih terendam banjir.
“Di bulan November lalu, petani kita sudah berusaha menyemai benih padi dengan mencoba melakukan penanaman dua kali. Tetapi penanaman tidak bisa dilakukan karena ternyata air naik tinggi bahkan hingga saat ini,” kata Yuliansyah, Jumat (17/1/2025) kemarin.
Padahal lanjut Yuliansyah, jika berkaca dari siklus pertanaman padi di Kota Banjarmasin sekitar bulan Februari dan Maret sudah bisa dilakukan dengan jenis benih lokal untuk penanaman pertama.
Melihat kondisi persawahan yang terus terendam banjir, tak menutup pihaknya akan mencoba pola penanaman baru menyesuaikan kondisi alam.
“Selama ini petani sudah menyesuaikan penanaman dengan kondisi alam. Tapi kalaupun terus menerus terendam, bisa jadi pola tanamnya itu apakah akan dicobakan dengan padi apung,” jelasnya.
Namun sebelum mengambil langkah itu, pihaknya masih melihat dan meneliti kondisi alam di Kota Banjarmasin dulu ke depan.
Dimana untuk saat ini, pihaknya masih mengupayakan program penanaman dua kali hingga apabila di penanaman pertama di bulan Februari dan Maret gagal. Maka akan dicoba penanaman kedua di bulan Agustus.
“Masih kita usahakan program ini dan terus disosialisasikan kepada petani kita agar bisa mengadopsi pola penanaman dua kali untuk mengatasi tidak bisa tanam atau gagal panen,” ujarnya.
Di samping itu, meski masa penanaman padi di wilayah Kota Banjarmasin terganggu akibat kondisi cuaca. Namun hal itu tidak terlalu berpengaruh pada stok pangan di Kota Banjarmasin.
Mengingat Kota Seribu Sungai bukanlah sebagai daerah penyangga dan sebagian besar persediaan pangan pun didapatkan dari kabupaten tetangga.
Terlebih, luasan lahan pertanian di Kota Banjarmasin hanya sekitar 2.600 hektar. Kalaupun panen serentak hasilnya tak dapat memenuhi kebutuhan beras masyarakat Kota Banjarmasin dalam waktu lama.
“Kalau hanya mengandalkan hasil penanaman padi setiap tahunnya meski panen serentak. Paling stoknya bertahan sampai 40 hari saja,” pungkasnya.
Baca berita kalselpos lainnya, silahkan download Aplikasi Kalselpos.com di play store