Memprihatinkan, Pengelola baru Kampung Ketupat masih dicari

Teks foto : Kawasan Kampung Ketupat Banjarmasin, kini tampak terbengkalai dan rusak.(kalselpos.com)

BANJARMASIN, Kalselpos.com – Kampung Ketupat, Jalan Sungai Baru, yang dulunya diharapkan menjadi salah satu destinasi wisata di Banjarmasin, kini terpuruk dalam kondisi yang memprihatinkan.

 

Bacaan Lainnya

Keinginan pemko setempat yang ingin menjadikan lokasi ini sebagai pusat wisata yang menarik, justru memudar seiring dengan kerusakan fasilitas yang tidak terawat.

 

Banyak fasilitas yang tampak rusak dan dibiarkan terbengkalai.

 

Penutupan kawasan ini sejak sekitar satu tahun yang lalu, menurut warga setempat, berdampak negatif bagi lingkungan di sekitarnya.

 

Seorang warga bernama Udin mengungkap, penutupan Kampung Ketupat membuat kondisi kawasan tersebut semakin memprihatinkan.

 

Ia juga mengatakan, penutupan Kampung Ketupat telah menimbulkan masalah baru. Situasi yang sepi seringkali dijadikan tempat pertengkaran dan tawuran, sehingga menciptakan keresahan di warga sekitar. Mereka merasa kehilangan sebuah tempat yang dulunya ramai dan aman.

 

“Sejak tidak beroperasi lagi, tempat ini banyak disalahgunakan. Apalagi pagar bambu yang tinggi membuat kami sulit menyatu ke dalam. Biasanya kami baru datang jika terdengar seperti itu,” ujar Udin,

 

Sementara itu, Kepala Bagian Pemerintahan Setdako Banjarmasin, Ryan Utama menyebut, rencananya PT Juru Supervisi Indonesia ingin mencari pihak ketiga untuk pengelolan Kampung Ketupat.

 

Namun sampai saat ini, Pemko belum menerima konfirmasi adakah pihak ketiga yang berminat dengan tawaran itu.

 

“Tanggung jawab masih ada di mereka (PT Juru Supervisi Indonesia),” kata Ryan, Jumat (1/11/2024) kemarin.

 

Dalam hal ini, Pemko Banjarmasin pun menurut Ryan, akan memberikan tenggat waktu kepada PT Juru Supervisi Indonesia. Karena jika dibiarkan berlarut-larut, pihaknya khawatir destinasi wisata yang berada di Kelurahan Sungai Baru itu akan semakin terbengkalai dan menjadi lokasi hal-hal negatif.

 

“Kita akan beri batas waktu sampai kapan meneruskan pengelolaannya,” ungkapnya.

 

Diketahui, banyak fasilitas di dalam Wisata Kampung Ketupat rusak dan dibiarkan terbengkalai. Penutupan kawasan ini sejak sekitar satu tahun lalu, akan berdampak negatif bagi lingkungan di sekitarnya.

 

Wisata Kampung Ketupat sendiri merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Kota Banjarmasin dan PT Juru Supervisi Indonesia untuk mengoptimalkan aset pemda melalui penataan kawasan.

 

“Kerja sama tersebut dituangkan dalam perjanjian pemanfaatan lahan yang berlaku selama 15 tahun dengan kontribusi tahunan sekitar Rp100 juta untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemko Banjarmasin,” tandasnya.

 

Baca berita kalselpos lainnya, silahkan download Aplikasi Kalselpos.com di play store

Pos terkait