Jalan longsor di Km 171 Satui sisakan ‘Penderitaan’ bagi Warga sekitar

JALAN DARURAT -Jalan darurat di Km 171 Satui yang terpaksa digunakan warga sekitar untuk berlalu lintas, meski jalan tersebut juga berpotensi longsor. (Foto diambil pada Senin, 17 September 2022, sekitar pukul 07.00 Wita pagi). s.a lingga/ kalselpos

Batulicin, kalselpos.com- Longsornya jalan Negara di Desa Satui Barat, Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) atau tepat di Kilometer 171 Jalan Ahmad Yani arah Batulicin, pada Rabu (28/9) lalu, menyisakan ‘penderitaan’, bagi warga sekitar yang biasa beraktivitas di sana.

Kapolsek Satui, Iptu Murdaya.s.a lingga/ kalselpos

Kini, bagi warga yang khusus mengunakan kendaraan roda dua, yang kerap berhilir mudik mengantarkan anak mereka pulang pergi bersekolah, harus eksta hati – hati saat melintas jalan darurat, yang bersebelahan lansung dengan lubang besar ‘mengangga’ bekas longsor.

Bacaan Lainnya

Begitu juga untuk pedagang sayur, bakso dan pedagang keliling lainnya, yang kerap melintas di jalan Negara Km 171 tersebut.

Mereka perlu lebih berhati – hati, apalagi bila hujan menguyur atau saat hujan reda, lantaran jalan darurat pasti sangat licin dan sangat berbahaya.

“Ya Mas, kami perlu hati -hati lewat jalan darurat ini, takut tergelincir dan bisa – bisa ‘nyempung’ ke lubang longsor,” ucap seorang ibu, yang saat itu akan mengantar anak putrinya menuju salah satu SMP di Km 170 Satui.

” ‘Menderita’ kami Mas kalau jalan seperti ini terus, apalagi bila hujan turun,” jelasnya, kepada kalselpos.com.

Kapolsek Satui, Iptu Hardaya saat ditemui kalselpos.com, Senin (17/10/22) pagi, di jalur alternatif pengalihan khusus bagi kendaraan roda 4, mengaku setiap hari terpaksa harus turun langsung ke lapangan, untuk mengatur lalu lintas warga, baik yang datang dari Banjarmasin menuju Batulicin, begitu sebaliknya.

“Alhamdulillah, semua lancar, sekalipun jarak tempuh sedikit lebih jauh,” ucapnya.

Seperti diketahui, jarak lubang tambang dengan jalan yaitu dari sisi Utara hanya 38 meter dan dari sisi Selatan hanya 152 meter.

Adapun jarak lubang tambang dengan sungai hanya 195 meter, yang lebih parah lagi bahkan jarak lubang tambang dengan pemukiman dan rumah ibadah cukup dekat, berkisar antara 79 hingga 42 meter.

Tambang aktif hanya berjarak 183 meter dan titik longsor berjarak hanya 19 meter dari lubang pasca tambang yang terbengkalai.

Sebagaimana informasi yang dikutip dari Direktur Eksekutif Walhi Kalsel, Kisworo Dwi Cahyono, di sekitar lokasi jalan Negara yang longsor, perusahaan yang masih mengantongi izin dan beraktivitas di Satui Barat atau yang berdekatan dengan lokasi longsor adalah PT Mitrajaya Abadi Bersama (MJAB) melalui Gubernur memperoleh izin seluas 198 hektare pada tahun 2020 dengan Nomor Surat Keputusan (SK) 503/6-IUP.OP4/DS-DPMPTSP/IV/III/2020.

Di sisi lain, ada konsesi PT Arutmin yang baru saja diperpanjang pada November 2020 lalu dari Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) menjadi Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) seluas 11.403 hektare dengan Nomor SK 221 K/33/MEM/2020 oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Berdasarkan overlay data spasial setidaknya ada 25 perusahaan pertambangan yang izinnya tumpang tindih langsung dengan jalan Negara di Kalsel.

 

Sport.kalselpos.com

Berita lainnya Instal Aplikasi Kalselpos.com

 

Pos terkait