Bupati Wahid dan Ketua DPRD HSU Hadir Haul Akbar Ke-88 Syekh H Ismail Bin H Muhammad Thahir

HADIRI HAUL- Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) Drs H Abdul Wahid HK, MM, MSi bersama Ketua DPRD Almien Ashar Safari, SKM, M.Kes turut hadiri Haul Akbar Ke-88 Syekh H Ismail Bin H Muhammad Thahir, pada Minggu siang (3/10).(humas)(kalselpos.com)

Amuntai, kalselpos.com– Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) Drs H Abdul Wahid HK, MM, MSi bersama Ketua DPRD Kabupaten HSU Almien Ashar Safari, SKM, M.Kes turut hadiri Haul Akbar Ke-88 Syekh H Ismail Bin H Muhammad Thahir, pada Minggu siang (3/10).

HADIRI – Bupati Hulu Sungai Utara (HSU) Drs H Abdul Wahid HK, MM, Msi turut hadiri Haul Akbar Ke-88 Syekh H Ismail Bin H Muhammad Thahir, pada Minggu siang (3/10).(humas)(kalselpos.com)

 

Bacaan Lainnya
Rangkaian kegiatan Haul (Humas HSU)

 

Rangkaian kegiatan Haul (Humas HSU)

 

Rangkaian kegiatan Haul (Humas HSU)

 

Acara Haul Akbar yang dilaksanakan di Langgar Tuan Guru H. Ismail, Pasungkan, Negara, Kecamatan Daha Utara ini, dihadiri pula Wakil Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) H Muhidin SE SH MM, para Habaib dan Alim Ulama. Ketua Pelaksana Syamsuri Hasyim serta diisi Penceramah KH Muhammad Bakhiet bin KH. Ahmad Mugni dengan isi tausiah ‘Zikir’.

Bupati HSU H Abdul Wahid yang didampingi Ketua DPRD Almien nampak sehat, saat berhadir dan bertemu dengan para Habib beserta Alim Ulama dengan suasana yang penuh keakraban dan kekeluargaan.

Ulama yang sering bertemu Rasulullah SAW baik dalam mimpi maupun terjaga di antaranya, adalah Tuan Guru KH Ahmad Mughni (Nagara), ayah KH Muhammad Bakhiet. Beliau bahkan pernah mengecup air liur Rasulullah SAW. Beliau juga sering bertemu orang-orang sholeh zaman dahulu seperti Uwais Al-Qarni, baik dalam mimpi maupun terjaga.

KH Ahmad Mughni atau yang biasa disebut Ayah Nagara adalah seorang ulama kharismatik pada masanya. Lahir dari pasangan Hj Fatimah binti Abdush Shamad (Pasungkan, Negara) dan Tuan Guru KH Ismail bin KH Muhammad Thohir (Galagah, Alabio), di Negara, Desa Pasungkan, Kecamatan Daha Utara, Kalsel, th 1910 M.

Beliau berguru kepada sejumlah ulama terkemuka di dunia ketika itu, seperti: 1) Syekh Ismail Alabio, ayah beliau sendiri yang merupakan murid dari Sayyid Bakri Syatha penulis kitab I’anatuth Thalibin, 2) Sayyid Muhsin al-Musawa, 3) Syekh Said Yamani, Mufti Makkah, 4) Syekh Ali al-Maliki, 5) Syekh Umar Hamdan, 6) Syekh Hasan Masyath, 7) Syekh Ahyad Bogor, 8) Sayyid Alawy bin Abbas al-Maliki, 9) Syekh Amin Kutbi, dan 10) Syekh Mahmud Fathoni. Semuanya pengajar di Masjidil Haram dan Makkah. Di antara teman beliau saat ngaji di Makkah adalah KH Syarwani Abdan Bangil.

Dalam ceramahnya KH Muhammad Bakhiet menyampaikan tentang Zikir, menurut para ulama, Zikrullah atau dzikir kepada Allah ada bermacam macam. Ada yg disebutkan dzikir qauli itu zikir perkataan, dzikir qalbi (hati), dzikir hat dan dzikir perbuatan. Semua itu adalah yang mendatangkan maghfirah ampunan dan pahala besar .

“Jangan asal ambil amalan, tapi mencari amalan paling afdhol di sisi Allah, amalan yang akan memberatkan timbangan kita nanti di hari nassar di akhirat nanti, karena pada hari itu kita perlu ibadah-ibadah yang bisa memenangkan timbangan amal kita nanti di hadapan Allah SWT,” sampai Guru Bakhiet.

Ditambahkannya, jangan hanya beramal, tapi cari amalan yang paling besar nilainya paling berat timbangan nya nantinya.

Dzikir yang paling afdol itu adalah dzikir yang sesuai dengan tempat dan keadaannya. Itu yang paling afdhal yang sesuai dengan keadaannya.

Berita lainnya Instal Aplikasi Kalselpos.com

Pos terkait