Pantai Angsana tercemar, diduga akibat Aktivitas Pelsus batubara di Bunati

[]istimewa BERSIHKAN LIMBAH - Warga Desa Bunati, saat membersihkan limbah di bibir (pinggran) Pantai Angsana, Kamis (9/9/21) lalu.(kalselpos.com)

Batulicin, kalselpos.com – Pantai Angsana, Desa Angsana, Kecamatan Angsana, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), kini dilaporkan tercemar dan diduga berasal dari limbah batubara.

Bacaan Lainnya

Pantauan kalselpos.com di lapangan, akhir pekan lalu, terdapat di pinggiran sepanjang Pantai Angsana, limbah batubara dari aktivitas kegiatan beberapa pelabuhan khusus (pelsus) yang terletak di Desa Bunati, Kecamatan Angsana.

AN, salah satu warga Desa Bunati, pada Kamis (9/9/21) lalu, saat membersihkan limbah di bibir (pinggran) Pantai Angsana menjelaskan, jika limbah tersebut sudah lama terjadi.

 

Mungkin akibat terbawa arus gelombang atau juga terbawa air pasang surut air laut di sekitaran Bunati hingga Angsana.

Menurutnya, pembersihan limbah batubara di Pantai Angsana bukan sekali ini saja. hampir tiap tahun dia bersama warga lainnya membersihkan limbah batubara yang diduga berasal dari Pantai Bunati.

Saat kondisi ini dikonfirmasikan kalselpos.com ke Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tanbu, Mahriadi Noor, Senin (13/9/21) kemarin, yang bersangkutan tidak merespon.

Kemudian, kalselpos.com mencoba menghubungi
Nasrullah selaku Kasi Penyelesaian Pengaduan Lingkungan Hidup, menyatakan pihaknya perlu berkoordinasi dulu dengan staf di lapangan.

Nasrullah tak menampik terkait dengan hal tersebut. Menurutnya, asal usul limbah tersebut diduga berasal dari Pantai Angsana, saat kejadian 6 September 2021 lalu.

Dijelaskannya, sulit untuk dipastikan asal limbah batubara di sekitaran Pantai Angsana, karena bukan berupa aliran yang mengalir dari satu lokasi kegiatan.

Namun, dengan adanya area pelabuhan batubara di Pantai Bunati, diduga ada andil limbah padat batubara.

“Kami sudah melakukan tindakan pada 7 September 2021 dengan menindaklanjuti turun ke area lokasi pengaduan untuk mengambil sampel air laut. Tentunya untuk memastikan dan mendokumentasikan limbah batubara, serta menggali informasi dari warga setempat, sesuai kewenangan kami,” jelas Nasrullah.

Kemudian pihaknya lanjutkan, untuk mendeteksi potensi yang berasal dari darat. maka pada 8 September 2021, jajarannya turun lagi ke pelabuhan – pelabuhan di Bunati untuk mengidentifikasi proses yang memungkinkan adanya ceceran yang telah jatuh ke laut.

Pihak pelabuhan, bersedia meningkatkan pengendalian terhadap potensi adanya ceceran berupa perbaikan Standar Operasi Prosedur (SOP) penambahan rekayasa engineering, serta memaksimalkan penggunaan hydrosol untuk meminimalkan debu batubara.

“Untuk itu ke depan, kita akan bentuk forum pelabuhan Bunati untuk menangani dampak sosialnya di masyarakat,” janjinya.

Nasrullah menegaskan, semua kegiatan Pelsus di area Bunati dimungkinkan diduga turut serta memberikan kontribusi sebagai asal limbah.

Berita lainnya Instal Aplikasi Kalselpos.com

Pos terkait