Amuntai, kalselpos.com – Tenun Ikat, dengan alat tenun bukan mesin (ATBM) kembali dikenalkan ke masyarakat di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).
Melalui Dinas Perpustakaan (Disput) Kabupaten HSU. Pemerintah daerah menggelar peningkatan keterampilan dan kesejahteraan masyarakat, melalui program Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial dengan memberikan pelatihan pembuatan Tenun Ikat yang dilaksanakan di Desa Cangkering, Kecamatan Amuntai Selatan, Jumat (12/8) tadi.
Pelatihan pembuatan tenun ikat digelar selama dua hari, sejak tanggal 12-13 Agustus di Kantor Desa Cangkering dengan diikuti sebanyak 20 peserta.
Kepala Dispust HSU, Lailatannur Raudhah saat membuka kegiatan pelatihan mengatakan, sesuai dengan Undang-undang (UU) nomor 43 tahun 2009, perpustakaan menjadi kegiatan yang wajib diselenggarakan.
“UU tersebut juga ditindaklanjuti pemerintah daerah melalui UU nomor 23 tahun 2014, serta telah ditindak lanjuti peraturan pemerintah daerah nomor 18 tahun 2016 bahwa perpustakaan ditetapkan sebagai urusan wajib non pelayanan dasar,”katanya.
Pengrajin tenun ikat Desa Cangkering Husain menerangkan, dirinya memilih untuk melestarikan tenun ikat, karena selama ini hampir banyak masyarakat yang tidak tau akan proses pembuatan kain tersebut. Sepeninggal nenek moyang, kerajinan tenun ikat mulai langka.
“Pada prinsipnya ulun (saya) memilih melestarikan tenun ikat ini, karena selama hampir sedikit dan tidak tahu, proses cara pembuatan kain tenun, dengan adanya pelatihan ini, kami mengulang, mengenalkan kembali bagaimana, cara pembuatan kain tenun, agar bisa di kenal kembali oleh masyarakat kita, terutama di daerah kita HSU,” katanya.
Husain berharap, dengan adanya kerjasama dari Disput Kabupaten HSU pada pelatihan, yang diikuti oleh para remaja dan ibu rumah tangga, kedepan semakin banyak yang cakap dalam menenun, sehingga mendapatkan penghasilan tambahan.
“Selama ini ulun (saya) melihat banyak ibu-ibu yg tidak punya pekerjaan. Mudah-mudahan dengan adanya pelatihan ini, para remaja dan ibu-ibu dapat mendapatkan penghasilan sendiri,” ujarnya.
Dari segi Motif, Husain, menjelaskan bahwa banyak yang dapat dibuat. Mulai dari khas daerah HSU, seperti motif itik, tanaman purun, rumah Banjar, dan banyak lagi. Kemudian, untuk motif juga bebas tergantung pesanan bisa di buat.
“Tapi saat ini yg diminati orang banyak, terutama daerah kalteng, yaitu motif ‘kalakai’, itu ciri khas kalimantan,” sebutnya.
Kalau prosesnya, dimulai dari pelurusan benang, pembuatan motif, pewarnaan dan penemunya sekitar 1 bulanan lebih, tapi telah mendapatkan hasil sekitar 15-16 Meter. Kalau, dijadikan per potong dalam penjualan mendapatkan tujuh potong, setiap potong penjualan panjang 2 M atau 20 cm.
Berita lainnya Instal Aplikasi Kalselpos.com