kalselpos.com – Sejak kecelakaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl pada tanggal 26 April 1986, teknologi keselamatan dan keamanan nuklir semakin canggih.
Pernyataan itu disampaikan Peneliti senior Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Eri Hiswara dalam keterangan tertulisnya beberapa waktu lalu di Jakarta.
“Kecelakaan Chernobyl telah mengubah pandangan dan sikap masyarakat nuklir dunia terhadap keselamatan nuklir,” ujarnya.
Eri menjelaskan, berbagai standar dan strategi untuk menyempurnakan keselamatan nuklir dan radiasi, tanggap darurat dan mitigasi bencana telah dikembangkan dan menjadi fokus kegiatan Badan Tenaga Atom Internasional atau International Atomic Energy Agency (IAEA).
“Banyak instrumen hukum terkait keamanan yang dikembangkan dan diadopsi untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan nuklir pada tingkat global dan domestik. Sisi pertanggungjawaban finansial akan kerugian nuklir juga disempurnakan melalui rencana aksi untuk keselamatan nuklir,” terangnya.
Dari sisi teknologi, telah dikembangkan konsep atau pendekatan pertahanan berlapis dengan sistem keselamatan berlipat (multiple safety systems) yang melengkapi fitur alami dari teras reaktor.
Aspek utama pertahanan berlapis, antara lain desain dan konstruksi yang bermutu tinggi, peralatan yang dapat mencegah gangguan operasional atau keteledoran dan kesalahan manusia, pemantauan menyeluruh dan pengujian rutin untuk mendeteksi kegagalan peralatan atau operator.
Eri menuturkan kecelakaan PLTN Chernobyl di Ukraina yang saat itu masih bergabung dengan Rusia, harus dikenang bukan untuk menyesali apa yang telah terjadi, namun untuk mengingatkan agar selalu memberikan perhatian yang tertinggi dalam hal keselamatan dan keamanan saat memanfaatkan teknologi nuklir, terutama PLTN.
“Dunia telah belajar banyak dari kecelakaan ini, dan penyempurnaan juga telah banyak dilakukan, tidak saja dari sisi ketentuan legal, namun juga dari sisi teknologinya agar PLTN dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya kepada masyarakat dunia,” tuturnya.