Tokoh Agama di Kotim Diminta Ajak Umat Hindari Permusuhan Akibat Politik

Teks foto: Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kotim, Rihel. (Ist/Diskominfo Kotim)(kalselpos.com)

Sampit, kalselpos.com
Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Pemkab Kotim) meminta tokoh agama di daerah itu mengajak masing-masing umat untuk menjaga kerukunan dan menghindari permusuhan. Apalagi, tahun ini merupakan tahun politik sehingga perlu upaya bersama untuk menjaga situasi agar tetap kondusif.

Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kotim, Rihel mengatakan, tahun ini masyarakat di daerah ini akan mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 pada 27 November nanti.

Bacaan Lainnya

Dia berharap perbedaan pilihan tidak sampai menimbulkan permusuhan di tengah-tengah masyarakat. Kerukunan umat beragama juga jangan sampai terusik akibat perbedaan politik.

“Mari kita sukseskan Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur yang aman, damai, harmoni dan bebas dari unsur SARA (suku, agama, ras dan antargolongan),” kata Rihel, Selasa (23/7/2024).

Menurutnya, sebagai sebuah bangsa yang majemuk atau heterogen, semua menyadari bahwa masyarakat sangat rentan terhadap konflik dan perpecahan yang bernuansa SARA atau suku, agama, ras, dan antargolongan.

Belum lagi isu-isu yang bernuansa politis yang sengaja dimanfaatkan untuk membuat gejolak yang mengarah kepada tindakan anarkis dan kerusuhan atau konflik horizontal.

Apalagi di masa-masa saat ini menjelang pemilihan kepala daerah yang akan segera dilaksanakan akan semakin banyak potensi gejolak yang terjadi seperti politik uang, kampanye hitam, kekerasan dan intimidasi, ketidaknetralan aparat serta polarisasi sosial.

“Pemilihan yang memicu perpecahan dan polarisasi di masyarakat berdasarkan suku, agama, ras, atau antargolongan (SARA) bisa memicu ketegangan dan konflik sosial. Itu harus dicegah,” kata Rihel.

Disadari atau tidak, setiap gejolak, apalagi sampai menjadi konflik yang anarkis, bukan saja merepotkan pemerintah, tetapi akan mengakibatkan kesengsaraan berkepanjangan bagi masyarakat luas.

Di sinilah arti pentingya perekat persatuan dan kesatuan untuk memelihara keamanan dan kedamaian, yang antara lain diharapkan peran tokoh atau pemuka dari semua agama yang ada.

Kondisi aman dan damai itu bukan sekedar kata indah, akan tetapi merupakan kebutuhan semua orang. Tanpa adanya keamanan dan kedamaian, mustahil dapat menjalankan ajaran agama dengan baik serta melanjutkan pembangunan untuk menuju masyarakat sejahtera yang dicita-citakan bersama.

Selama ini Kotim memiliki wadah untuk menangani masalah ini semua, yakni Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Forum ini diharapkan bisa menjadi forum untuk mempererat silaturahmi antar umat beragama, sekaligus mengantisipasi dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul secara bijak dan fikiran jernih, yang nantinya bermuara pada keharmonisan, ketertiban, dan ketenteraman seluruh masyarakat.

FKUB sangat diharapkan mampu menjembatani upaya-upaya dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan beragama, khususnya di kabupaten kotim ini.

Semua pihak harus tetap memelihara komitmen para pendahulu, yakni para pendiri negeri tercinta ini yang sejak awal telah menyadari keberagaman. Oleh karena itu pulalah sejak awal telah dibekali dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda tetapi tetap satu tujuan.

Melalui para tokoh agama yang sekaligus juga menjadi pemuka masyarakat di lingkungannya masing-masing, kita harapkan nilai-nilai kebersamaan dan jati diri bangsa yang santun, penuh toleransi serta prinsip-prinsip musyawarah dan kekeluargaan dalam menyelesaikan berbagai masalah, dapat ditumbuh kembangkan.

“Saya berharap semua umat beragama di daerah ini dan di seluruh tanah air pada umumnya dapat melaksanakan ibadah dengan baik, dengan tetap menunjukkan sikap toleransi yang tinggi,” pungkas Rihel.

Baca berita kalselpos lainnya, silahkan download Aplikasi Kalselpos.com di play store

Pos terkait