LPEI Resmikan Desa Devisa Kerajinan Kembang Ilung di HSU

Teks foto: Peresmian Desa Devisa Kerajinan Kembang Ilung di Kabupaten HSU. (diskominfosandi)

Amuntai, kalselpos.com – Desa Devisa Kerajinan Kembang Ilung di Desa Banyu Hirang, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Jumat (22/9), oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank.

Program Desa Devisa Kerajinan Kembang Ilung ini merupakan proyek kolaborasi LPEI bersama Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kemenkeu dan Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalimantan Selatan (Kalsel).

Bacaan Lainnya

Kerja sama bertajuk pendampingan desa devisa, menitikberatkan pada proses pemberdayaan masyarakat untuk mengembangkan potensi komoditas ekspor sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI, Sofyan Irianto Naibaho mengatakan, tugas utama LPEI adalah meningkatkan tensi ekspor global. Dalam program Desa Devisa ini, LPEI akan berperan memberikan pendampingan, pembiayaan, penjaminan dan asuransi.

Sebagai penggagas program, Sofyan mengatakan, LPEI turut mendorong pengembangan Desa Devisa Kerajinan Kembang Ilung menuju pasar dunia.

“Berdasarkan informasi, produk kerajinan disini (di HSU) sudah bagus dan siap untuk di ekspor,” ucap Sofyan.

Lebih lanjut, Sofyan menambahkan LPEI akan memberikan dukungan berupa pendampingan, pelatihan, serta bantuan dalam menjalankan proses business matching, mengakses pasar global melalui marketplace, dan mengikuti pameran bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang ingin melakukan ekspor ke pasar internasional.

“Dalam waktu dekat, kita akan berusaha produk Desa Devisa pengrajin disini (HSU) bisa masuk ke pasar internasional,” katanya.

Selain itu, ia juga berpesan kepada para pengrajin agar terus menjaga kualitas produk yang akan diekspor, dengan harapan dapat meningkatkan jumlah produksi kerajinan secara signifikan.

“Karena pengalaman kami terhadap desa-desa devisa lain adalah, pada saat ekspor perdana, itu masih bagus produknya. Namun pada ekspor kedua mulai mengalami penurunan kualitasnya,” tuturnya.

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan HSU, Akhmad Rijani mengaku bersyukur di Kabupaten HSU masih banyak potensi alam yang bisa menjadi pendapatan masyarakat setempat.

“Hadirnya program pendampingan Desa Devisa, ia berharap bahwa potensi alam yang ada dapat dimaksimalkan lebih baik untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Program ini akan mendukung pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang fokus pada ekspor,” sampainya.

Desa Devisa merupakan langkah yang penting dalam meningkatkan kualitas masyarakat kita dengan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki desa serta membuka lapangan kerja dan meningkatkan industri lokal.

Baca berita kalselpos lainnya, silahkan download Aplikasi Kalselpos.com di play store

Pos terkait