Gambia, Negara yang berdiri di dalam Negara

Jalan utama Kota Banjul Ibu Kota Negara Gambia dengan latar belakang Sungai Gambia. (ist/net)

kalselpos.com – Pada umumnya, suatu negara berdiri berdampingan dengan negara lainnya meskipun dipisahkan oleh lautan. Namun, ternyata ada negara yang berdiri dalam negara.

 

Bacaan Lainnya

Mereka adalah negara sah yang diakui dunia sebagai wilayah berdaulat meskipun posisinya ada di dalam sebuah negara besar. Salah satunya adalah Gambia.

 

Gambia menjadi negara kecil yang berdiri secara berdaulat di Afrika. Kendati demikian Gambia terjepit di antara wilayah-wilayah di Senegal.

 

Republik Gambia terletak di bagian barat Benua Afrika. Ibukota Gambia adalah Banjul.

 

Seluruh perbatasan darat Gambia dikelilingi oleh Senegal di bagian utara, timur, dan selatan serta Samudra Atlantik di bagian barat.

 

Letak astronomis negara Gambia adalah di antara 13°LU-14°LU dan 13°BB-17°BB.

 

Gambia dapat berdiri sendiri dengan memanfaatkan kekayaan alamnya sebaik mungkin. Mayoritas penduduk Gambia bekerja sebagai petani dan nelayan.

 

Pada titik tersempit negara ini hanya memiliki lebar 15 mil (25 km), sedangkan pada titik terlebar hanya 30 mil (50 km). Negara ini membentang hampir 300 mil (480 km).

 

Tentu saja ukuran dan luas wilayah Senegal jauh lebih besar. Namun, Gambia sendiri sudah ada sejak abad ke-15, seperti diberitakan Britannica.

 

Penduduknya mayoritas Muslim, jumlahnya hampir 95 persen dari total penduduknya yang mencapai  2,4 juta jiwa menurut Bank Dunia pada 2021.

 

Selain memeluk Islam, ada sejumlah kecil orang Kristen kebanyakan Katolik Roma dan beberapa penganut kepercayaan tradisional.

 

Sebagai negara dengan mayoritas Muslim, Gambia pun tercatat sebagai anggota Organisasi Kerja Sama Islam atau OKI. Negara ini bergabung dengan OKI pada tahun 1974 dan pada November lalu negara ini baru saja menjadi tuan rumah KTT OKI.

 

Kelompok etnis utama Gambia terbilang mirip dengan yang ada di Senegal dan terdiri dari mayoritas Malinke dan termasuk suku Wolof, Fulani (Fulbe), Diola (Jola), dan Soninke. Adapun Diola (Jola) adalah penduduk terlama di negara ini, mereka sekarang sebagian besar menempati Gambia barat.

 

Sementara itu kelompok terbesar adalah Malinke yang terdiri dari sekitar sepertiga dari populasi. Wolof yang merupakan grup dominan di Senegal ikut mendominasi di Banjul.

 

Adapun Fulani menetap di daerah hulu sungai yang ekstrim, dan kerajaan mereka, Fuladu, menjadi kekuatan besar di akhir abad ke-19. Soninke adalah campuran Malinke dan Fulani, juga terkonsentrasi di daerah hulu.

 

Nama Gambia diambil dari salah satu sungai terpenting di Afrika Barat, Sungai Gambia. Sungai ini membentang seluas 700 mil dari barat laut Guinea melewati Gambia lalu ke Samudra Atlantik.

 

Negeri ini juga pernah menjadi wilayah kolonial bagi beberapa negara Eropa, seperti Portugal dan Inggris.

 

Pada 1821 hingga 1843, Gambia dimasukkan sebagai salah satu wilayah Afrika Barat Britania.

 

Pada 18 Februari 1965, Gambia merdeka dari kolonialisme Inggris dan kini memutuskan untuk tetap bergabung di Negara Persemakmuran Inggris.

 

Tak heran jika bahasa resmi negara ini adalah bahasa Inggris. Gambia memiliki beragam fakta dan keunikan yang hanya dapat dijumpai di negara ini.

 

Tetapi bahasa yang paling sering digunakan umumnya adalah cabang Atlantik dari keluarga Niger-Kongo. Mandinka dan Wolof adalah lingua francas negara, dan bahasa lain yang digunakan termasuk Pulaar (Fulbe), Serer, Diola, dan Soninke.

 

Gambia memiliki bentuk pemerintahan republik presidensil. Kepala negara dan kepala pemerintah Republik Gambia dikepalai seorang presiden.

 

Dikutip dari Africa.com, Gambia adalah salah satu negara demokrasi multi partai tertua di Afrika. Pemilu diadakan setiap lima tahun sekali.

 

Dalam bidang ekonomi, ekonomi Gambia adalah liberal dan berbasis pasar dengan pertanian menjadi mata pencaharian mayoritas penduduknya.

 

Secara historis, negara ini juga bergantung pada ekspor kacang dan penggunaan pelabuhan laut serta pariwisata.

 

Mata uang Gambia adalah Dalasi (GMD). Mitra ekspor utamanya adalah Cina, Bulgaria, dan Turki. Ekspor utamanya adalah produk kacang, ikan, dan kapas. Mitra impor utamanya adalah Cina, Brasil, dan Senegal. Impor utamanya meliputi bahan makanan, manufaktur, bahan bakar, mesin, dan peralatan transportasi.

 

Sampai sekarang negari ini masih terkenal dengan pantai-pantai di sepanjang garis pantai Atlantiknya yang kecil berpasir putih.

 

Wisata Gambia yang menarik salah satunya Pulau Kunta Kinteh yaitu sebuah pulau di Sungai Gambia yang berjarak 30 km dari mulut sungai dan terletak dekat dengan Juffureh di negara Gambia. Benteng James terletak di pulau ini, pulau terletak kurang dari 2 mil dari Albreda pada sisi utara sungai.

 

Uniknya, jika dilihat dari peta Republik Gambia berbentuk menyerupai ular dengan dagu yang datar.

Selain itu, Republik Gambia juga dikenal dengan julukan sebagai The Smiling Coast atau pantai yang tersenyum.

 

Bahkan Gambia adalah surga bagi para pengamat burung. Negara ini adalah rumah bagi 540 spesies burung termasuk elang, rangkong, dan bangau. Negara ini juga berada di jalur migrasi burung pada bulan Oktober, Maret, dan Juni.

 

Pembagian administratif,

Gambia dibagi menjadi delapan wilayah pemerintahan lokal, termasuk ibu kota nasional, Banjul. Divisi Gambia dibentuk oleh Komisi Pemilihan Umum Independen sesuai dengan Pasal 192 Konstitusi Nasional.

 

Wilayah pemerintah daerah dibagi lagi menjadi 43 distrik. Dari jumlah tersebut, Kanifing dan Kombo Saint Mary secara efektif merupakan bagian dari wilayah Banjul Besar.

 

Berikut daftar 8 pemerintahan daerah di Gambia. Banjul, Kanifing,

Brikama, Mansa Konko,

Kerewan, Kuntaur,

Janjanbureh, dan Basse.

 

Nama Resmi Negara Gambia : Republik of The Gambia.

 

Bentuk Negara Gambia : Republik Presidensial

 

Moto : Progress, Peace, Prosperity atau Kemajuan, Perdamaian, Kemakmuran.

 

Lagu Kebangsaan Negara Gambia : For The Gambia Our Homeland

 

Baca berita kalselpos lainnya, silahkan download Aplikasi Kalselpos.com di play store

Pos terkait