Sampit, kalselpos.com -Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) mendata ulang dan memetakan secara rinci jalur distribusi pangan ke daerah ini. Ini merupakan persiapan terkait rencana pemberian subsidi transportasi bahan pangan.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kotim, Zulhaidir mengatakan, program subsidi transportasi belum dilaksanakan. Justru itu pendataan ulang dilakukan sebagai bahan untuk pelaksanaan program tersebut
“Ada dua pasar rujukan, yaitu Pasar Keramat dan PPM (Pusat Perbelanjaan Mentaya). Ini sedang kami telusuri lagi berapa omzet dan dari mana distributornya, lalu kami cari tahu lagi sampai ke daerah penghasilnya. Data rinci ini diperlukan, kaitannya dengan rencana pemberian subsidi transportasi,” kata Zulhaidir di Sampit, Jumat (9/9/2022).
Kenaikan harga sejumlah komoditas pangan sering berkontribusi terhadap angka inflasi di Sampit, seperti cabai rawit, bawang merah, minyak goreng, telur, ayam potong dan lainnya. Untuk itu fluktuasi harga terus dipantau, khususnya di Sampit.
Seperti diketahui, masih banyak jenis kebutuhan pokok di Kotim yang masih didatangkan dari luar darah. Ketergantungan ini membuat harga kebutuhan pokok sering berfluktuasi dalam waktu singkat sehingga memicu tingginya inflasi.
Harga kebutuhan pokok di Sampit selalu menjadi perhatian pemerintah. Hal itu karena selama ini objek penghitungan inflasi di Kalimantan Tengah setiap bulannya adalah Sampit Kabupaten Kotim dan Kota Palangka Raya.
Hal ini menunjukkan bahwa fluktuasi harga kebutuhan pokok, khususnya pangan di Sampit juga akan berdampak terhadap angka inflasi Kalimantan Tengah. Untuk itulah upaya pengendalian inflasi di Kotim juga menjadi perhatian.
Pemerintah kemudian melakukan upaya pengendalian inflasi dengan menggelar operasi pasar dan pasar murah. Operasi pasar dilaksanakan pada 30 dan 31 Agustus lalu, kemudian disusul pasar murah pada Selasa (6/9).
Kegiatan ini untuk menjaga daya beli masyarakat sekaligus mengendalikan inflasi. Selain itu, ini juga untuk membantu meringankan beban masyarakat memenuhi kebutuhan pokok. Zulhaidir menilai pasat murah cukup efektif dampaknya. Seperti cabai kini turun 9 persen.
Upaya pengendalian inflasi juga diperkuat dengan rencana pemberian subsidi transportasi. Untuk itulah dilakukan pendataan dan pemetaan ulang alur distribusi pangan secara rinci sebagai bahan yang akurat dalam rangka penyaluran subsidi transportasi.
“Pemerintah daerah ingin memutus panjangnya rantai distribusi sehingga harga pangan bisa lebih murah. Kalau alurnya panjang maka akan banyak memakan biaya. Makanya ada rencana subsidi transportasi. Kalau transportasinya murah atau disubsidi maka harga jual barang akan semakin murah,” pungkas Zulhaidir.
Berita lainnya Instal Aplikasi Kalselpos.com