Masjid Al Furqon Banjarmasin Ramah Lingkungan dan Masjid Muhammadiyah Terbesar di Kalimantan

- Ketua Badan Pengelola Masjid Al Furqon Banjarmasin, Ridhahani Fidzi didampingi Sekretaris Masjid Al Furqan, Drs M Natsir Barjad dan pengawas H Syaukani Ruslan ST MT sedang meninjau pembangunan masjid, Senin (27/3/2023) sore. (syaiful anwar/ kalselpos.com)

Banjarmasin, kalselpos.com – Berkunjung ke bangunan lama Masjid Al Furqon di Bumi Mas Raya Nomor 28, Pemurus Baru Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang berada di depan, terlihat masih cukup refresentatif dan kokoh.

Namun, terus bertambahnya jumlah penduduk di kawasan Bumi Mas, masjid yang dibangun tahun 1993 ini tak mampu lagi menampung jemaah yang melaksanakan shalat Jumat, tarawih, shalat Idul Fitri maupun Idul Adha.

Bacaan Lainnya

Badan Pengelola Masjid (BPM) Al Furqon pun ingin membangun tempat ibadah modern, mampu menampung ribuan jemaah dan halaman yang luas buat parkir kendaraan roda dua dan empat.

Keinginan pengelola masjid untuk membangun tempat ibadah yang refresentatif itu baru terealisasi di bulan September 2020 lalu.

“Membangun masjid baru sudah sangat mendesak, tempat yang ada sudah tidak bisa menampung lagi,” cerita Ketua Badan Pengelola Masjid Al Furqon Banjarmasin, Prof Dr H Ridhahani Fidzi MPd, Senin (27/3/2023) sore.

Setelah melakukan rapat pengurus masjid, lanjut dia, disepakati membeli tanah milik mantan Bupati Hulu Sungai Utara, H Suhailin Muchtar yang berada di belakang masjid seharga Rp 4,9 miliar.

“Kami pun mengumumkan dan mensosialisasikan pembangunan masjid baru tersebut. Alhamdulillah, sumbangan material dari donatur mengalir. Ada menyumbang semen, keramik dan lain-lain,” papar Ridhahani Fidzi

Tersedianya bahan bangunan, membuat panitia tinggal mencarikan dana Rp 20 juta per minggu buat menggaji tukang.

“Kami mendatangkan tukang profesional dari Jawa membangun dan memasang keramik cukup tebal,” ucap Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalsel periode 2022-2027 ini.

Untuk pembangunan kubah, merupakan bantuan dari Wali Kota Banjarmasin sebesar Rp 500 juta. “Harga kubah Rp 540 juta dan kami tinggal menambah saja lagi Rp 50 juta. Juga ada bantuan dari masyarakat seperti sound system, meja kursi dari kayu jati dan lain-lain,” ungkapnya.

Menurut Ridhahani Fidzi didampingi Sekretaris Masjid Al Furqan, Drs M Natsir Barjad, pengawas H Syaukani Ruslan ST MT dan pelaksana pembangunan masjid Mulyatno ST IPM hingga saat ini pembangunan sudah mencapai 90 persen dan tinggal finishing saja lagi.

“Hingga saat ini jumlah biaya pembangunan masjid sekitar Rp 9 miliar. Itu di luar material bantuan masyarakat,” tegasnya.

Apabila sudah rampung, Masjid Al Furqon dengan daya tampung 3.000 jemaah, nantinya menjadi Masjid Muhammadiyah terbesar di Kalimantan. Masjid modern berbentuk minimalis ini juga dibangun ramah manusia dan ramah lingkungan.

Dikatakan ramah manusia, pintu masuk utama masjid disediakan jalan buat jemaah difabel yang ingin melaksanakan salat lima waktu disini.

Juga ada menyediakan ruangan khusus laktasi buat ibu muda yang ingin menyusui anaknya, sehingga tak mengganggu jemaah lainnya.

“Kami juga menyediakan ruang kamar pemandian mayit yang bisa menampung enam jenazah bila datang bersamaan. Usai salat jenazah, kami juga menyediakan tempat khusus ruang tunggu khusus jenazah supaya jemaah tak terganggu salatnya,” tandasnya.

Di samping sebelah kiri, disediakan tempat perwudhuan laki-laki dengan kran jumlahnya 15 buah, ruang toilet ada 6 buah, satu kamar mandi, empat buah tempat urine air dan dua westafle yang terbuat dari marmer.

Untuk ruang pewudhuan perempuan letaknya di belakang ada 10 kran untuk berwudhu, 6 buah toilet, 2 westapel terbuat marmer.

“Ruang utama buat salat sendiri ukurannya dari mihrab ke belakang 43 meter dan lebarnya 28 meter. Pintu masuknya ada yang bisa bergeser sendiri seperti di hotel dan pintu biasa cukup tebal,” papar Ridhahani Fidzi.

Menariknya, bentuk mihrab dibikin mirip seperti Masjid Nabawi di Madinah, dengan tempat peimaman dikombinasikan dengan dinding keramik bercorak mirip Sasirangan yang diimport dari Swiss.

“Di atas mihrab dipasang lampu life memantul dari keramik sehingga kelihatan menarik dan indah,” ucapnya.

Di samping ruang mihrab, di sediakan ruang tunggu khatib dan imam yang luasnya 6×5 meter. Di sebelah kanan juga ada kamar khusus fanel, sound system dan lain-lain.

Selanjutnya di belakang ada pelataran yang ukuran 6 meter dan disamping ada life khusus untuk mengangkut barang-barang ke lantai 2.

“Di pelataran lantai dua ini nantinya digunakan buat berbuka puasa. Sambil menunggu berbuka puasa, jemaah bisa melihat pemandangan di bawah yang masih hijau dan sepoi-sepoi angin sore hari,” jelasnya.

Di hari biasa, rencananya bisa digunakan tempat tinggal sementara bagi keluarga pasien yang tak punya sanak saudara menginap saat familinya masuk rumah sakit.

“Biasanya ada pasien dari luar Banjarmasin yang masuk rawat inap di rumah sakit. Karena tak punya keluarga dan mampu menyewa hotel atau tempat penginapan, rencananya akan kami tampung disini secara gratis makan dan mandi. Kami juga akan menyediakan sepeda motor buat tranport pulang pergi,” papar Ridhahani Fizie.

Masuk ke dalam, ada ruangan untuk salat dua buah dengan ukuran 7,5 meter serta dibekalangnya dengan lebar 28 meter.

Di samping kiri, disediakan ruang rapat panitia lantai dan meeting rooom. Lalu disebelah kanannya, disediakan buat jemaah yang ingin bersantai untuk menikmati hidangan kopi, jahe dan minuman lainnya.

“Sambil minum kopi, jahe atau teh disajikan usai salat subuh di hari Jumat, Minggu dan Rabu. Supaya tidak kepanasan nanti ada payungnya,” tegasnya.

Di bagian belakang lantai 2, juga disediakan ruang penginapan VVIP ukuran 5×6 meter bila ada tamu yang berkunjung ke sini. “Misalnya, tamu dari Jakarta datang, kita inapkan disini, karena disediakan tempat tidur, kamar mandi dan sofa,” ungkapnya.

Oh, ya untuk bangunan Masjid Al Furqon lama yang di depan rencananya akan dirobohkan untuk dijadikan halaman parkir jemaah.

Selain itu, samping kanan dan belakang masjid juga disediakan tempat parkir kendaraan roda dua dan empat para jemaah yang ingin melaksanakan shalat disini.

“Intinya kami ingin jemaah yang ingin shalat disini meras nyaman dan tenang,” pungkasnya.

Baca berita kalselpos lainnya, silahkan download Aplikasi Kalselpos.com di play store

Pos terkait