Banjarmasin, kalselpos.com– Nama bek sayap kanan Indonesia, Egy Maulana Vikri ‘menghilang’ sejak pertandingan penyisihan Grup A Piala AFF 2022 melawan Filipina tidak menjadi starter.
Dugaan sementara tak dipasangnya mantan pemain Klub Slovakia tersebut disimpan Shin Tae-yong untuk menghadapi semifinal leg pertama melawan Vietnam di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, 6 Januari.
Ternyata dugaan itu meleset, Egy Maulana Vikri tak dipasang. Begitu juga rekan duetnya, Witan Sulaiman hanya dipasang dua menit perpanjangan waktu bersama Spaso.
Pelatih Korsel ini lebih memilih memasang Marselino Ferdinan dan Yakob Sauri sebagai bek sayap ketimbang Egy-Witan. Hasilnya Indonesia bermain imbang 0-0.
Dugaan sementara, duet Egy-Witan mungkin disimpan buat menghadapi leg kedua di Vietnam, 9 Januari 2023 untuk menambah daya gedor sekaligus mencetak gol. Perkiraan itu meleset, lagi-lagi Shin Tae-yong memilih Marselino tapi kali ini diduetkan dengan Sadil Ramdani di bek sayap.
Marselino yang mainnya agak santai dan tidak punya kecepatan melakukan terobosan maupun tak ikut membantu pertahanan serta umpan-umpan tanggung dan salah, sangat mudah dipatahkan pemain Vietnam yang dikenal tampil ngotot.
Bahkan terlihat dalam layar kaca Marc Klok menegur dan memberi arahan ke Marselino untuk mengejar bola saat melawan Vietnam di leg kedua.
Lalu, Rahmat Irianto yang biasanya membantu kedalaman lini belakang juga disimpan sang pelatih Indonesia dengan Marc Klok sebagai penggantinya.
Bisa ditebak permainan diterapkan Sadil, Yakob Sauri dan Marselino saat melawan Vietnam lebih banyak melakukan umpan-umpan ke depan ‘ala’ permainan Liga 1 Indonesia, untuk diberikan kepada Dendy yang dikawal dua hingga tiga pemain lawan hinga patah di tengah jalan.
Beda dengan gaya permainan diterapkan Egy, Witan sudah sehati dengan Marc Klok serta Asnawi maupun Pratama Arhan dan Kambuaya. Mereka sering bermain dari kaki ke kaki serta umpan terobosan. Lewat kecepatan kecerdikan Egy-Witan mampu menembus pertahanan lawan hingga membuahkan gol.
Selain itu, kehadiran Egy-Witan memecah perhatian pemain belakang lawan hingga Dendy tak terkawal.
Memang harus diakui Egy-Wita ada error mencetak gol, tapi harus diingat keduanya bukan striker murni. Seharusnya yang mampu membobol gawang adalah striker seperti Dendy, Spaso, Rafli, kenyataannya mereka minim gol.
Malah, Egy-Witan yang sering menjadi top skor pencetak gol buat Indonesia diberbagai event internasional.
Cukup menarik disimak, kenapa Egy-Witan tak dipasang dalam pertandingan krusial melawan Vietnam.
Kemungkinan pertama, dipertandingan penyisihan grup baik melawan Kamboja maupun Thailand beberapa kali peluang emas, termasuk tinggal berhadapan dengan kiper hingga mendapat kritikan dari pecinta sepakbola Indonesia.
Kemingkinan kedua ada faktor non teknis lainnya yang membuat Shin Tae-yonh tak suka, membuat keduanya tak lagi menjadi pilihan?
Kalau itu pertimbangan Shin Tae-yong sangat riskan, mengingat Egy dan Witan merupakan bek sayap terbaik Indonesia dengan skill individu, visi bermain dan umpan sangat akurat. Keduanya juga tampil ngotot serta cukup rajin membantu lini pertahanan bila mendapat tekanan lawan.
Pengalamannya main di Eropa membuat keduanya tampil percaya diri saat memegang bola dan tahu caranya mengatasi lawan yang postur tubuhnya lebih besar.
Kita hanya berharap dengan beberapa kali Egy-Witan tak menjadi pertanda buruk bagi keduanya di Timnas Indonesia. Pengalaman selama ini, bila Shin Tae-yong ‘tak suka’, akan tidak diturunkan seperti kiper Muhammad Riyandi walau pun tetap dipanggilnya.
Bahkan beberapa pemain Timnas Indonesia lainnya ‘didepak’ Shin Tae-yong hingga tak dipanggil lagi.
Padahal, dulu Egy, Witan merupakan pemain kesayangan pelatih asal Korsel ini. Ada faktor non teknis lainnya membuat keduanya tak lagi menjadi pilihan?
Lalu, apakah pelatih berusia 52 tahun itu tak memasang Egy dan Witan sebagai stater di Piala Asia 2023, apalagi dengan adanya tambahan pemain naturalisasi. Atau tetap diturunkan di event sepakbola terbaik Asia tersebut.
Atau ada perubahan dalam kepengurusan PSSI berkaitan dengan digelar Kongres Luar Biasa (KLB) pada 16 Februari 2023 untuk memilih Ketua Umum PSSI yang baru. Bila terpilih nanti ketua umum yang baru, giliran Shin Tae-yong akan dipertahankan sebagai pelatih Timnas Indonesia atau sebaliknya diganti pelatih anyar.
Kita tunggu perkembangan selanjutnya.
Berita lainnya Instal Aplikasi Kalselpos.com