Banjarmasin, kalselpos.com –
Veni, vidi, vici artinya. “Saya datang, saya melihat, saya telah menaklukkan. Kalimat bahasa Latin yang terkenal, berasal dari Julius Caesar, jenderal dan konsul Romawi pada tahun 47 SM sangat tepat ditujukan musisi Kalimantan Selatan, Khairadi Asa.
Baru kali pertama mengikuti lomba cipta lagu anak-anak bahasa daerah tingkat nasional, lagu Banjar karya Khairadi dengan judul Bakantan di Puhun Rambai berhasil masuk 10 besar.
Menurut Khairadi, dengan masuk 10 besar nasional merupakan suatu kebanggaan tersendiri baginya.
“Saya tak menyangka sama sekali bisa menang. Karena ini baru kali pertama mengikuti lomba cipta lagu tingkat nasional. Sebelumnya saya pernah sekali mengikuti lomba cipta lagu di Kalsel, tapi kalah,” paparnya.
Khairadi pun berharap lagu yang berjudul Bakantan di Puhun Rambai in bisa mencapai hasil terbaik atau meraih juara.
Diceritakan Khairadi, dalam garapan menulis lirik lagu ini memerlukan waktu sekitar dua hari dengan melakukan survei ke Pulau Curiak.
“Saya melihat langsung ke lapangan tentang perilaku bekantan, lalu dapat inspirasi membikin lagunya,” paparnya.
Untuk garapan musiknya, lanjut dia, diserahkan ke ahli musiknya Hendra Panting yang mengerjakan selama dua hari.
“Take vocal oleh penyanyi Nazar Arfiandi hanya satu hari selesai di studio Balahindang. Sebelum Nazar latihan pakai gitar di rumah saya,” ucapnya.
Khairadi juga mengungkapkan, dirinya memilih lagu tersebut sesuai tema lomba nasional, harus menumbuhkan sikap kebangsaan dan persatuan, menjaga lingkungan dan kearifan lokal serta budaya daerah.
“Sewaktu membikin lirik lagu juga melampirkan validasi dari pakara bahasa, saya meminta ibu Dr Ida Komalasari, Ketua Prodi Pendidikan Bahasa di STKIP PGRI Banjarmasin,” tandasnya.
Khairadi sendiri sudah menciptakan 68 lagu Banjar, tujuh lagu pop berbahasa Indonesia.
Sementara itu, selain lagu Banjar dengan judul Bakantan di Puhun Rambai, ada sembilan lagu lainnya yang masuk 10 besar yakni Rakhena Nda Khanine karya Stephen Irianto Wally berbahasa Sentani-Melayu Papua. Tiam-tiam Pak ciptaan Puspoyosius berbahasa Bakatik
Lalu, Manis Lawang Kasih Sayang Mama Deng Bapa karya Menase Ellieser Kofit dengan bahasa Ambalau. Selanjutnya, Indonesia nan Tacinta berbahasa Minangkabau ciptaan Rika Arisandi.
Lagu Hita do Indonesia yang menggunakan bahasa Batak karya Evan Kristianda, lagu Takalon Aceh dengan bahasa Aceh oleh Ova Libenova.
Ada lagi lagu Antara Aceh dan Papua yang berbahasa Sunda karya Diky Muhammad Wafa, Pasar Gedhe dengan bahasa Jawa ciptaaan drg Bambang Samudra dan Dolanan berbahasa Jawa karya Wahyu Herdiansyah.
Lomba cipta lagu anak-anak bahasa daerah tingkat nasional diadakan Merajut Indonesia Melalui Digitalisasi Aksara Nusantara (Mimdan).
Mimdan ini merupakan sebuah program dari Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) sejak 2020 yang bekerja sama dengan para pegiat aksara dan lembaga kebudayaan internasional, UNESCO.
Berita lainnya Instal Aplikasi Kalselpos.com