kalselpos.com – Serbuk sisa penggergajian kayu memang sudah sejak lama dimanfaatkan untuk salah satu bahan bakar salah satunya di rumah tangga. Serbuk kayu dipadatkan di media kompor lalu tinggal dibakar dengan tambahan kayu. Itu pun bisa menghemat penggunaan bahan bakar lainnya misalnya elpiji.
Bukan hanya untuk rumah tangga saja. Kini serbuk kayu pun juga dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan untuk menjadi bahan bakar alternatif. Bentuknya kini bukan lagi serbuk sisa hasil gergajian batang kayu tapi sudah menjadi pelet siap bakar.
Kelompok Masyarakat (Pokmas) Jaya, Desa Wonorejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang berhasil “menyulap” limbah kayu menjadi bakan bakar alternatif.
Kendati baru dalam hitungan bulan mulai beroperasi, “wood pelet” atau pelet kayu buatan pokmas ini mempunyai pelanggan tetap. Hasil produksi pun bisa tertampung dengan baik ke perusahaan.
Ketua Pokmas Jaya, Desa Wonorejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, Majudi mengatakan ide awal membuat pelet kayu ini karena ada permintaan. Bahan bakar ini dikenal ramah lingkungan dan ekonomis, sehingga ia pun juga berani untuk membuatnya.
“Kami berinisiatif membuat wood pelet, mengambil contoh dari luar, dipraktikkan ternyata enak. Harga juga murah,” kata Majudi baru-baru ini di Kediri.
Pihaknya bekerja sama dengan sebuah perusahaan di Desa Wonorejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. Perusahaan itu membuat beragam produk, salah satunya adalah kerupuk, sehingga memerlukan bahan bakar untuk mengolah produknya.
Bahan baku yang berlimpah serta berbekal dari belajar dari beragam media, membuat Majudi dengan pengurus pokmas lainnya semakin bersemangat. Apalagi saat ini pandemi Covid-19. Orang ada yang kesulitan mencari pekerjaan, namun dengan kerjasama yang apik ini, membuat ia dengan anggota lainnya justru membuka ladang pekerjaan.
“Wood pelet itu simpel, ringan. Kadar airnya lebih kering, jadi bisa untuk bahan bakar,” terangnya.
Sebagai pokmas yang baru menekuni usaha pelet kayu ini, ia dengan teman-temannya merasa terbantu sebab produk buatan pokmas bisa tertampung dengan baik. Dengan ini, tentunya ada kepastian aktivitas usaha sehingga anggota yang bekerja pun juga bisa dapat pemasukan keluarga.
Memanfaatkan mesin bekas, hasil pelet kayu yang didapatkan tidak mengecewakan. Dari dua unit mesin sehari bisa menghasilkan sekitar 1,5 ton. Jumlah ini memang masih kecil, namun diharapkan ke depan akan semakin berkembang. Untuk harga Rp750 per kilogram.
Hitungan lima bulan, usaha pelet kayu yang dikelola oleh Pokmas Jaya Desa Wonorejo, Kabupaten Kediri ini tetap beroperasi setiap hari. Kini, ada dua mitra yang bekerja sama memasok serbuk kayu itu untuk kebutuhan produksi.
Membuat pelet kayu, kata Majudi tidak terlalu sulit. Serbuk digiling jadi lebih halus dicampur dengan batang ketela pohon yang juga digiling halus. Setelah itu, kedua bahan dicampur menjadi satu, digiling berkali-kali hingga menjadi bentuk pelet. Kini, produk itu siap jadi bahan bakar.