Pengolahan batubara menjadi peluang sumber ekonomi baru di Kalimantan

Ilustrasi tambang batubara.(ist)(kalselpos.com)

Banjarmasin, kalselpos.com– Meskipun kontribusi batubara terhadap perekonomian tinggi, namun masih belum memberikan nilai tambah yang optimal terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan.

Hal tersebut disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan, Amanlison Sembiring dalam webinar bertemakan “Hilirisasi Batu Bara untuk New Kalimantan, Rabu (1/9/ 2021.

Bacaan Lainnya

“Batubara di Kalimantan sebagian besar dijual secara mentah, hal ini terindikasi dari kontribusi subsektor industri pengolahan batubara yang jauh lebih kecil karena didominasi oleh industri pengilangan Migas,” ujarnya.

Amanlison mengatakan,  dengan cadangan batubara yang melimpah, bisa mendorong naiknya nilai tambah dengan sentuhan tekhnologi untuk dapat memaksimalkan nilai ekonomisnya.

“Dengan demikian, pengolahan atau hilirisasi batubara di Kalimantan menjadi sesuatu keharusan dan peluang sumber ekonomi baru untuk New Kalimantan,” terangnya.

Saat ini hilirisasi batubara di Kalimantan sudah dilakukan dalam bentuk upgrading  menjadi semi kokas dan dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi Kalimantan untuk memenuhi kebutuhan industry baja dan smelter di Sulawesi.

“Hilirisasi dengan gasifikasi akan membangun berbagai industri petrokimia baru dengan berbagai jenis turunannya atau yang lebih dikenal sebagai forward linkage,” ujar Amanlison.

Bank Indonesia, lanjut Amanlison, berpartisipasi aktif untuk ikut mendorong penawaran investasi ke investor dalam dan luar negeri melalui pembentukan Regional Investor Unit atau RIRU bekerjasama dengan pemerintah daerah.

“Hilirisasi batubara melalui gasifikasi yang menjadi energi alternatif masa depan memberi peluang inovasi bagi industri untuk mendukung kemakmuran bagi negeri,” ucap Amanlison.

Amanleson mengungkapkan, sektor pertambangan masih memberi konstribusi terbesar terhadap perekonomian Kalimantan sebesar 26.94%, Sub sektor pertambangan batubara dan lignit memberi konstribusi terbesar yaitu 72.31 persen, kostribusi dari Kaltim sebesar 78.33 persen dan menyusul Kalsel sebesar 12.08 persen.

Ekonomi Kalimantan tumbuh positif sebesar 6.28 persen pada triwulan II-2021. Naik sesudah terkontraksi sejak triwulan II-2020. Pertumbuhan ekonomi ini didukung oleh kinerja LU Pertambangan yang memiliki konstribusi terbesar dalam perekonomian Kalimantan.

“Dari sisi produksi, Kalimantan memiliki kontribusi signifikan terhadap produksi batubara nasional dengan pangsa pasar sebesar 85.28 persen. Secara spasial dari Kaltim 56.45 persen, kemudian Kalsel 35.10 persen,” tukasnya.

(Aplikasi Kalselpos.com)

Pos terkait