FIFA ingin mengeluarkan Atlet dari Afghanistan yang berisiko.

logo FIFA terlihat di kantor pusatnya.(ist)(kalselpos.com)

Jakarta, kalselpos.com – Juru bicara Federasi sepak bola internasional (FIFA) pada Jumat (27/8) mengatakan, bahwa Presiden FIFA dan Sekretaris Jenderal mengikuti dengan seksama situasi dan bekerja tanpa lelah dengan pemerintah dan organisasi terkait untuk mengeluarkan pemain dan atlet dari Afghanistan yang berisiko.

Pimpinan FIFA secara pribadi terlibat dalam negosiasi evakuasi kompleks pemain sepak bola dan atlet lainnya.

Bacaan Lainnya

Media Australian Broadcasting Corporation (ABC) melaporkan awal pekan ini Australia telah mengevakuasi lebih dari 50 atlet wanita Afghanistanyang selanjutnya akan menjadi tanggungan mereka, setelah dilobi oleh sejumlah tokoh terkemuka dari dunia olahraga.

Asosiasi pemain sepak bola profesional dunia, FIFPRO menyatakan pihaknya juga terlibat dalam upaya evakuasi para atlet tersebut dan menghargai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Australia.

Khalida Popal mantan kapten tim sepak bola wanita Afghanistan mendesak agar para pemain menghapus media sosial, identitas publik dan membakar perlengkapan mereka demi keamanan, karena negara itu kembali dikuasai Taliban yang memberlakukan pembatasan ketat perilaku wanita selama pemerintahan 1996-2000.

Wawancara dalam sebuah
video, Popal mengatakan kepada Reuters bahwa Taliban telah membunuh, memperkosa dan merajam wanita di masa lalu, dan kini para pemain sepak bola wanita ketakutan dengan apa yang mungkin terjadi di masa depan.

Saat ini FIFA merundingkan rencana evakuasi pemain dan atlet dari Afghanistan setelah pengambilalihan kekuasaan negara tersebut oleh Taliban.

Peristiwa bom bunuh diri yang terjadi pada Kamis (26/8) menewaskan puluhan warga sipil dan 13 tentara Amerika Serikat, dan memporakporandakan Bandara Kabul saat ribuan orang tengah berusaha melarikan diri dari kekacauan akibat pengambilalihan kekuasaan tersebut.

Pekan lalu, pemain sepak bola tim nasional Afghanistan Zaki Anwari meninggal saat jatuh dari pesawat AS di Bandara Kabul, ketika kerumunan orang berusaha melarikan diri dari Afghanistan dan memadati bandara sejak Taliban berkuasa di ibukota pada 15 Agustus.

(Aplikasi Kalselpos.com)

Pos terkait