Banjarmasin, kalselpos.com – Antusiasme masyarakat di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), sangat besar untuk mengikuti program vaksinasi yang dilaksanakan pemerintah di area Gelanggang Remaja Hasanuddin HM, pada tanggal 4-6 Agustus 2021 lalu. Vaksinasi massal itu bertujuan untuk melindungi masyarakat dari Covid-19 sekaligus untuk mencapai target herd immunity (kekebalan kelompok).
Membludaknya masyarakat yang mau divaksin bahkan mendapatkan apresiasi dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PKM) Muhadjir Effendy yang meninjau pelaksanaan vaksinasi massal Covid-19 dosis kedua bagi masyarakat umum itu.
Muhadjir mengapresiasi kerja dari Pemerintah Kota Banjarmasin dan seluruh Forkompimda yang dinilai sukses memotivasi dan meningkatkan minat masyarakat untuk melaksanakan vaksinasi Covid-19.
Suksesnya pelaksanaan vaksinasi di perkotaan berbeda jauh dengan di pedesaan. Ternyata, sebagian besar warga yang tinggal di desa masih takut untuk divaksin dengan berbagai macam alasan.
“Sebagian besar warga desa kami tidak mau divaksin Covid-19 dengan alasan takut dengan efek samping yang mungkin muncul usai divaksin,” ujar Abdul Jalil, Ketua Badan Permusyawarahan Desa (BPD) Desa Walatung, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) kepada kalselpos.com, akhir pekan lalu.
Dibeberkannya, tidak mudah meyakinkan masyarakat desa untuk mau divaksin, walaupun sudah disampaikan bahwa vaksin Covid-19 aman, halal dan tidak menimbulkan efek samping.
“Masyarakat desa lebih dulu sudah termakan kabar bohong alias hoaks yang gencar berseliweran di media sosial,” ucapnya.
Bahkan, lanjut Abdul Jalil, ada warga yang bersedia segala bantuan yang diberikan pemerintah seperti Bantuan Langsung Tunai dan lainnya dihentikan asal tidak divaksin.
Bukan itu saja, ternyata sebagian warga desa juga berencana akan pergi masuk ke hutan, jika petugas vaksinasi datang ke desa mereka.
“Ini tugas berat bagi kami aparat desa. Kami terus melakukan sosialisasi dan pemahaman pada warga,” tuturnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi Kalsel, Zulkifli angkat bicara.
Menurutnya, pesoalan hoaks inilah salah satu penghambat heart immunity (kekebalan kelompok) yang harus dilawan. “Karena itu, penting sekali mengikutsertakan tokoh-tokoh masyarakat terutama para alim ulama untuk mengkonter hoaks tersebut,” ujar Zulkifli kepada kalselpos.com, Kamis (19/8/2021).
Dia meminta kepada masyarakat terutama yang tinggal di desa untuk lebih kiritis dan rasional dalam menyikapi dan menerima info-info terutama dalam memilih sumber-sumber berita yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kepada aparat desa dan pihak terkait, Zulkifli meminta untuk terus melakukan sosialisasi secara maksimal, sehingga ketakutan masyarakat desa untuk divaksin bisa diatasi.
Zulkifli yakin, dengan sosialisasi maksimal, masyarakat desa bisa membedakan yang mana berita benar dan yang mana berita bohong.
“Akhir-akhir ini justru kemampuan pemerintah dalam melawan hoaks semakin berhasil, hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya masyarakat dengan kesadaran sendiri mendatangi tempat-tempat vaksinasi,” tukasnya.