Pro kontra jelang Tadarus Al Quran bersama calon gubernur Kalsel

Habib Ahmad Baharun.(ist)

Banjarmasin, kalselpos.com – Pro dan kontra terus muncul menjelang kegiatan tadarus Al Qur’an dan doa bersama yang akan  menghadirkan calon gubernur Kalsel Sahbirin Noor dan Denny Indrayana pada Minggu 2 Mei 2021 yang diadakan oleh Forum Habaib Kabupaten Banjar.

Sikap  kontra  datang dari PWNU Kalsel. Melalui Plt Ketua Nasrullah A.R., S.Pd.I., S.H., M.H, Plt, PWNU Kalsel menyampaikan pernyataan sikap resmi yang menyebut kegiatan tadarus Al Qur’an yang menghadirkan calon gubernur itu tidak tepat karena mempolitisasi Al Qur’an pada  ranah politik.

Bacaan Lainnya

PWNU Kalsel juga meminta agar acara menghadirkan calon gubernur dibatalkan karna justru mengurangi nilai kekhusyukan.

“Kami meminta agar para ulama kembali kepada fungsi ulama, yakni membina umat. Jangan sampai terjebak kepada politik praktis,” ujar Nasrullah.

Berbeda halnya dengan yang disampaikan Habib Ahmad Baharun salah satu habib ternama di kota serambi Mekkah Martapura. Dirinya sangat mendukung kegiatan tersebut.

Menurutnya, kegiatan itu sangat positif
mengingat suasana jelang Pemilihan Suara Ulang  (PSU) suhu politik terasa panas dan sudah saling klaim kemenangan.  Merasa  calon gubernur pilihan mereka sudah paling baik sehingga menimbulkan ketidak harmonisan dalam bermasyarakat.

Habib Ahmad menyebut, acara undangan tadarusan Al Qur’an akan secara otomatis mempererat tali silaturahmi baik bagi kedua calon gubernur maupun masyarakat.

“Jadi salah besar jika ada pandangan bahwa tadarusan tersebut di politisi, justru malah tadarusan tersebut bisa menjadi ajang sosialisasi  atau pengenalan para calon gubernur yang akan di pilih pada PSU 9 Juni 2021 nanti,” ujar Habib Ahmad Baharun kepada kalselpos.com, Sabtu (1/5/2021) pagi.

Dia berujar,  Al Qur’an  adalah Al Huda atau petunjuk dan dengan pembacaan
Al Qur’an oleh kedua calon gubernur maka akan menjadi petunjuk  bagi masyarakat yang akan memilih.

“Penguasaan  membaca  ayat suci  Al Qur’an  sangatlah penting karena salah dalam bacaan bisa salah dalam arti dan makna. Jadi makna dari tadarusan adalah peserta tadarusan menguji bacaannya sendiri, yang akan didengarkan dan dibenarkan oleh rekan di sampingnya atau peserta  tadarusan lainnya,” ucapnya.

Habib Ahmad Baharun menegaskan, salah besar jika makna tadarusan di anggap sebuah ajang kompetisi, namun tidak lebih dari para peserta tadarusan menguji bacaannya sendiri lewat peserta lainnya secara kekeluargaan atau perkumpulan dari tadarusan itu sendiri.

“Hal seperti inilah yang harusnya dilakukan oleh para alim ulama di saat ada kebuntuan dalam pilihan dan fitnah marak berkembang
di masyarakat, maka wajib kita mengembalikannya kepada Al Qur’an dan hadis dan salah satunya bisa mengundang kedua calon gubernur dalam acara tadarusan Al Qur’an untuk mendinginkan suasana di masyarakat maupun kepada kedua calon gubernur sendiri,” cetusnya.

Jadi, lanjutnya, acara pembacaan tadarusan Al Qur’an dan doa bersama seperti yang sudah di rencanakan tersebut sebaiknya tetap dijalankan untuk kebaikan bersama.  “Saya selaku salah satu habaib sangat mendukung  acara tersebut,” cetusnya.

Habib Ahmad Baharun juga menyampaikan terimakasih kepada ketua Pengurus Masjid  Al Karomah  Martapura  yang sudah berkenan menfasilitasi tempat untuk acara tersebut. Ucapan yang sama juga disampaikan kepada  para habaib atas kepeduliannya untuk menggagas acara tersebut.

“Kegiatan ini sangat  diharapkan masyarakat apalagi dalam situasi dan kondisi saat ini, yang sangat dibutuhkan adalah  silaturahmi. Lagipula tadarusan berlangsung di malam bulan Ramadhan,” tutupnya.

kalselpos.com: Berita Terkini Kabar Terbaru Hari ini

Download aplikasi kalselpos.com versi android  kami di Play Store : Aplikasi Kalselpos.com

 

Pos terkait