Pedagang Terapung Lok Baintan Berjuang Mendulang Harapan

Suasana Pasar Terapung Lok Baintan (Ahmad Fauzie)

Martapura, ,kalselpos.com – Banjir yang terjadi pada awal Januari 2021 kemarin di Kalimantan Selatan, membuat beberapa wilayah di Kal-sel “lumpuh” akibat banjir.

Salah satu wilayah yang terdampak adalah Desa Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan
Khususnya perekonomian masyarakat, pasalnya mereka mayoritas berdagang di pasar terapung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Adanya bencana banjir pertama kali di Kal-Sel ini seakan”membekukan” ladang nafkah mereka.

Bacaan Lainnya

Pasar Terapung yang sudah menjadi ikon Wisata, memang sudah tak bisa dipungkiri kehadirannya. Banjarmasin memang memiliki kondisi alam yang dikenal dengan Negeri Seribu Sungai, sehingga membuka lapak di sungai ini akan memudahkan
pedagang dapat menjual hasil bumi milik mereka ke turis.

Siti Masliah (40), seorang pedagang pasar terapung yang harus menghentikan aktivitas berdagang lantaran kebun miliknya terendam air.
Pasalnya ia hanya mengandalkan hasil perkebunan miliknya untuk dijual kembali ke pasar terapung.

Kebun-kebunnya seperti jeruk, pisang, rambutan, mangga, cabai dan sebagainya dipastikan terancam rusak dan bahkan mati. Kini dirinya tak bisa beraktivitas seperti sedia kala di Pasar Terapung Lok Baintan

“Kebun-kebun mati semua, gak ada lagi, habis. mau jual apa? Sekarang tidur-tiduran aja nunggu bantuan” ucapnya

Ia juga mengatakan bahwa bantuan sembako, yang berupa beras dan minyak sudah terhenti sejak minggu lalu.
Mereka mengira bahwa kondisi yang dialami warga Lok Baintan kini sudah seutuhnya pulih. Padahal masih banyak pengeluaran terkait banjir yang harus ia keluarkan, seperti membeli buku sekolah baru untuk anaknya yang sempat larut terbawa banjir.

” Buku- buku habis tenggelam, jadinya beli baru deh” tambahnya.

Berbagai macam alternatif ia lakukan untuk menghidupi keluarganya, Humai salah satunya. Ia memanfaatkan wadah-wadah plastik untuk dijadikan tempat penyemaian.

Ibu dengan dua anak ini berharap ia akan bisa menanam benih ini ketika banjir di Desa Lok Baintan sudah benar-benar surut. Namun, untuk saat ini ia hanya bisa berharap pemasukan dari suaminya yang berprofesi kuli dan juga sembako dari orang lain.

Tokoh masyarakat setempat H. Yusdi mengatakan bahwa pihaknya dan warga sangat mengharapkan pihak pemerintah, khususnya dinas pertanian untuk memberikan bibit tanaman yang akan digunakan masyarakat menanam kebun yang mati kemarin

“Saya harap pihak pemerintah, terutama Dinas Pertanian dapat memberikan bantuan berupa bibit, bibit jeruk atau padi untuk di bagikan ke masyarakat yang membutuhkan”

Banjir bandang pertama yang terjadi kemarin sempat membuat beberapa pihak juga mengalami trauma. H. Yusdi mengatakan selama ia membantu warga pasca banjir banyak keluhan dari lansia yang mengalami tekanan stres berat, dan selalu terjaga saat hujan deras tiba.

” Lansia itu otomatis darahnya tinggi karena memikirkan hal ini, sempat ada yang koma akibat terlalu stres peristiwa kemarin” tuturnya

Ia juga menyatakan bahwa selama terjadinya proses evakuasi, mereka tidak memperdulikan kasus covid yang masih meningkat. warga berbondong menyelamatkan barang dan berkas yang penting hingga melupakan protokol kesehatan pasca banjir.Namun, Yusdi berharap dengan adanya banjir ini covid ikut larut bersama dengan banjir.

kalselpos.com: Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari ini Banjarmasin Kalimantan Selatan dan Nasional

Download aplikasi kalselpos.com versi android  kami di Play Store : Aplikasi Kalselpos.com

Penulis : Ahmad Fauzie/ Haliza Amanda
Editor : Aspihan Zain

Red : berkomentarlah yang bijak.!!
penulis komentar bertanggung jawab atas akibat hukum yang ditimbulkannya.

Pos terkait