Otoritas Berwenang harus segera atasi kelangkaan Gas Elpiji

Anggota Komisi III DPRD Provinsi Kalsel, Hormansyah.(ist)

Banjarmasin, kalselpos.com– Persoalan hilangnya gas elpiji di pasaran berdampak kerugian besar bagi masyarakat, terutama terganggunya stabilitas perekonomian, terlebih di tengah kesulitan akibat pandemi Covid-19 dan pascabanjir.

Namun demikian perlu disampaikan langkanya gas elpiji ini bukan saja terjadi untuk berat 3 kg (melon), 5,5 dan 12 kg saat ini kondisinya tambah parah karena tabung non subsidi juga sulit didapatkan.

Bacaan Lainnya

“Karena desakan masyarakat kami akan menggelar sidak memastikan kondisi di lapangan,” ujar anggota Komisi III DPRD Provinsi Kalsel, Hormansyah Kepada kalselpos.com, Rabu (17/02).

Jika mempertimbangkan fakta di lapangan harga melambung dengan level tidak wajar ini terjadi kebanyakan di tingkat pengecer, sementara Pertamian dan Hiswana Migas (Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas) tidak memiliki otoritas mengambil tindakan karena kewenangan keduanya hanya sampai ke tingkat pangkalan saja.

 

“Ke depan harus ada batasan harga het di tingkat pengecer sehingga dalam situasi dan kondisi bagaimanapun gas ini tidak melambung harganya,” cetusnya.

Politisi PKB ini meminta segera membentuk satuan tugas (Satgas) dengan melibatkan semua unsur termasuk keterlibatan masyarakat sehingga nantinya gas ini bisa terawasi mulai dari distributor ke agen dibagi lagi ke semua pangkalan. Memang disparitas harga ini membuat masyarakat kita cenderung memanfaatkan gas tabung 3 Kg baik untuk rumah tangga dan UMKM karena disubsidi pemerintah sehingga harganya memang murah.

“Pengawasan distribusi ini penting agar menghindari adanya permainan pengiriman dan otoritas berwenang harus segera atasi kelangkaan gas Elpiji ini,” tegas Hormansyah.

Sekretaris KNPI Provinsi Kalsel, Muhammad Yusuf.(ist)

Sementara itu Sekretaris KNPI Kalsel, Muhammad Yusuf mengungkapkan fakta di lapangan keberadaan gas melon 3 Lg ini sudah langka di wilayah Banjarmasin dan sekitarnya sehingga berakibat harga sudah meroket dibatas kewajaran.

Kondisi ini menurutnya harus secepatnya diatasi pihak berwenang, jangan dibiarkan berlarut-larut karena dampaknya semua lapisan masyarakat khususnya masyarakat kalangan bawah dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) berimbas buruk akibat kelangkaan gas ini.

“Dipasaran berat 3 Kg tembus 60 ribu, berat 5,5 Kg sudah menyentuh harga 90 ribu,” terang yusuf

Diharapkannya, Pemerintah Pertamina, Hiswanamigas dan seluruh stakeholder terkait secepatnya turun tangan untuk menyelesaikan permasalah ini. Keluhan masyarakat terlebih ibu-ibu rumah tangga dan pedagang kecil harus didengar, mereka tidak bisa berjualan karena kesulitan mendapatkan gas melon dan pink berat 5,5 kg, kalaupun ada terbatas dan harganya mahal.

“Masyarakat kita sangat menderita akibat pandemi Covid-19 ditambah lagi kisah klasik kelangkaan gas 3 Kg pertabung,” tukasnya.

kalselpos.com: Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari ini Banjarmasin Kalimantan Selatan dan Nasional

Download aplikasi kalselpos.com versi android  kami di Play Store : Aplikasi Kalselpos.com

Penulis: Sidik
Editor: Bambang CE

Kebijakan Redaksi kalselpos.com
Redaksi berhak menghapus dan atau menutup komentar yang dinilai tidak etis.
Penulis Komentar tidak etis bertanggung jawab penuh atas akibat hukum yang ditimbulkannya

Pos terkait