Produktivitas Karet Kalsel Masih Rendah

Suparmi, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel.(Anas Aliando)

Banjarbaru, kalselpos.com – Jika dibandingkan dengan produksi karet negeri jiran seperti Malaysia dan Thailand, produktivitas karet Kalsel masih rendah.
Karet Malaysia dalam satu hektar menghasilkan 1.600 kilogram per tahun. Sedangkan karet Kalsel hanya menghasilkan 1.034 kilogram per tahun.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Suparmi kepada kalselpos.com, Selasa (22/12) siang.

Bacaan Lainnya

Disampaikannya, untuk meningkatkan produksi, pihaknya telah melakukan intensifikasi atau peremajaan tanaman karet yang sudah tua dan tidak produktif lagi.

“Sejak tahun 2016, sebanyak 4.230 hektar kebun karet rakyat di Kalsel telah diintensifikasi atau diremajakan  oleh Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalsel,” bebernya.

Program ini, ungkap Suparmi, dibiayai oleh APBN dan APBD.

Suparmi mengharapkan, melalui program peremajaan tersebut produktivitas tanaman karet di Kalsel terus meningkat hingga menyamai produktivitas karet di negeri tetangga.

Suparmi berujar, pihaknya terus memberikan penyuluhan agar petani karet makin sejahtera memanfaatkan lahan miliknya. Misalnya dengan memberikan percontohan tanaman tumpang sari dengan lahan karet seperti kopi,  lada,  kelapa, jagung dan lainnya.

“Saat ini harga karet di Kalsel makin membaik, rata–rata Rp9.800 sampai Rp11.500 per kilogramnya,” kata Suparmi.

Hal ini berkat terbentuknya Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) di berbagai daerah di Kalsel. Pasalnya, Keberadaan UPPB mampu menaikkan kualitas dan harga jual karet yang mengacu Kadar Karet Kering (K3).

Saat ini di Kalsel sudah terbentuk UPPB sebanyak 151 unit, namun dengan luas lahan karet mencapai 270 ribu hektar, idealnya di Kalsel terbentuk UPPB sebanyak 650 unit.

“UPPB Gintung Raya di Juai Kabupaten Balangan saat ini perputaran uangnya mencapai Rp 12 milyar per bulan. Ini menandakan petani karet melalui UPPB semakin meningkat kesejahteraannya,” bebernya.

Namun ke depannya diharapkan petani karet secara aktif melakukan peremajaan sendiri tanaman karetnya.

“Pemerintah provinsi sifatnya hanya memberikan stimulan, dengan harga jual tinggi seperti sekarang sudah saatnya petani melakukan intensifikasi sendiri,” tandasnya.

kalselpos.com: Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari ini Banjarmasin Kalimantan Selatan dan Nasional

Download aplikasi kalselpos.com versi android  kami di Play Store : Aplikasi Kalselpos.com

Penulis: Anas Aliando
Editor: Bambang CE

 

Pos terkait