Denny tolak Politik Uang

Paslon gubernur Kalsel 02, Denny Indrayana - Difriadi Darjat keluar usai mengikuti debat pamungkas di TVRI Kalsel.(Anas Aliando)

Banjarmasin, kalselpos.com – Calon gubernur Kalsel nomor urut 02, Denny Indrayana mengakui, debat ke tiga atau debat pamungkas calon gubernur dan wakil gubernur Kalsel yang berlangsung di TVRI Kalsel, Sabtu (28/11/2020) malam bertensi hangat dan menguat.

“Dalam debat kali ini tensinya menguat menghangat lah. Ingin melihat faktor pembeda yang lebih tajam, sehingga masyarakat memang punya kemudahan untuk melihat mana sebenarnya demarkasi antara 01 dan 02,” ujarnya kepada wartawan usai debat berlangsung.

Bacaan Lainnya

Denny menyampaikan, ada perbedaan data antara dirinya dan Sahbirin Noor, terutama soal surplus beras di Kalsel.

“Paman (Sahbirin) mengatakan, surplus pada 2015, kami mempunyai data 2020 tentu beda datanya, menurun dua setengah kali lipat, silakan di cek data-data itu sudah terekam,” ungkapnya.

Dalam hal ini, beber Denny, dirinya bukan bermaksud mencari siapa yang salah siapa yang benar. Kalaupun dirinya mengungkapkan fakta dan data, itu dalam rangka mengkritisi bagaimana sebenarnya kebijakan supaya jalan tetap baik, bagaimana supaya reklamasi dilakukan.

“Datanya mengatakan, itu tidak terjadi. Data itu begitu penting dihadirkan, bukan hanya retorika data yang kemudian silahkan diverifikasi oleh publik,” cetusnya.

Denny mengungkapkan, kenapa dalam debat, isu tambang selalu dihadirkan, karena itulah masalah yang sekarang menjadi isu utama di Kalsel.

“Ketimpangan ekonomi itu salah satunya hadir dengan masalah akses produk kekayaan alam kita. Itu merupakan masalah masyarakat, bukan narkoba. Pada saat dikatakan narkoba penyakit masyarakat, itu paradigma yang tidak tepat,” cetusnya.

Denny berujar, sikap kritis di dasari fakta dan data adalah pilihan yang tersedia bagi pihaknya yang hadir sebagai  “kawan” kompetisi dari Sahbirin Noor – Muhidin.

Denny juga menegaskan bahwa pihaknya dengan tegas menolak politik uang.

Didampingi calon wakil gubernur, Difriadi Darjat, Denny mengingatkan, ada tiga kerja besar yang perlu dilakukan menjelang 9 Desember.

Kebetulan 9 Desember adalah hari anti korupsi sedunia. Paslon 02, lanjut Denny terus berusaha dan bekerja sampai titik peluh penghabisan untuk mendulang mencari suara.  “Yang tidak kalah penting adalah menjaga agar suara tidak pindah karena terbeli,” tegasnya.

Denny berkata, berbagai macam modus untuk mendulang suara sudah dilakukan sang lawan. “Kami sudah melaporkan penggunaan RT, RW, oknum pambakal. Ada modus jadi satu dengan wali kota, sudah beredar kupon berapa dengan siapa dengan angka sekian,” ungkapnya.

Denny menegaskan, model-model semacam ini harus segera diantisipasi. Bukan hanya oleh relawan dan partai koalisi, tapi oleh semua masyarakat. “Kita harus sama-sama mengantisipasi agar tidak ada praktek politik uang lagi menjelang serangan fajar,” harapnya.

Yang tidak kalah penting, papar Denny, suara bisa berubah jika tidak dikawal. Pengawalan suara tidak hanya di TPS tapi harus berjenjang mulai  kelurahan, kecamatan, kabupaten sampai provinsi.

“Inilah tiga kerja besar, pendulangan suara, penolakan politik uang dan pengamanan penghitungan. Tiga hal yang harus dilakukan dalam waktu yang terpisah,” tandasnya.

alselpos.com: Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari ini Banjarmasin Kalimantan Selatan dan Nasional

Download aplikasi kalselpos.com versi android  kami di Play Store : Aplikasi Kalselpos.com

Penulis: Anas Aliando
Editor: Bambang CE

Pos terkait