Banjarbaru, kalselpos.com – Wacana besar diungkapkan Plt Kepala Museum Lambung Mangkurat Provinsi Kalsel, Abdul Rahim.
Wacana itu adalah museum Lambung Mangkurat idealnya dipindah ke komplek Perkantoran Pemprov Kalsel yang ada di Jalan Aneka Tambang, Trikora Kota Banjarbaru.
“Secara umum, kondisi bangunan museum sudah memprihatinkan, banyak yang rusak. Saya berwacana museum baiknya dipindah saja ke kompleks perkantoran gubernur,” ujarnya kepada kalselpos.com, Senin (2/11/2020).
Disampaikannya, selain kondisi bangunan yang sudah mulai uzur, jika nanti museum dipindah, maka akan lebih memudahkan bagi masyarakat untuk datang ke museum karena lokasinya berada dekat perkantoran Pemprov Kalsel.
“Selain ke museum, masyarakat bisa jalan-jalan di lokasi Perkantoran Pemprov Kalsel karena lokasinya yang begitu bagus udara segar dan rindang,” bebernya.
Rahim bertutur, jika museum nanti dipindah, bangunan yang ada tidak usah dibongkar karena bisa dimanfaatkan untuk perkantoran yang lebih pas.
Bukan itu saja, pria ramah namun tegas itu mengatakan, kedepannya dirinya juga akan membuat museum keliling.
“Dengan museum keliling kita bisa datangi masyarakat terutama anak-anak sekolah yang berdiam jauh dari museum. Selama ini yang ada kan perpustakaan keliling, kedepan kita akan buat museum keliling,” cetusnya.
Dibagian lain, Rahim menyentil soal minimnya anggaran yang digelontorkan Pemprov Kalsel untuk Museum Lambung Mangkurat.
“Anggaran kita minim sekali sehingga museum susah untuk berkembang. Tahun ini saja anggaran yang kita ajukan sebesar Rp6 Miliar juga mendapat pemotongan,” ungkapnya.
Padahal, lanjut Rahim, museum adalah tempat untuk belajar sejarah dan peradaban.
“Mestinya anggaran untuk museum itu besar, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya dan menghargai peninggalan sejarah masa lalu,” tandasnya.
kalselpos.com: Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari ini Banjarmasin Kalimantan Selatan dan Nasional
Download aplikasi kalselpos.com versi android kami di Play Store : Aplikasi Kalselpos.com
Penulis: Anas Aliando
Editor: Bambang CE
