2021 budidaya ikan Gabus terbesar di Indonesia mulai Berproduksi

Habib Zein (pakai kopiah) sedang meninjau lokasi pembuatan kolam untuk budidaya ikan haruan di Desa Tambak Sirang, Kecamatan Gambut.(Anas Aliando)

Banjarmasin, kalselpos.com – Eksavator penggali tanah meraung nyaring di area persawahan desa Tambak Sirang, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Minggu (25/10/2020).

Dengan operator yang lihai, alat berat yang biasa mangkal di area tambang  itu menggali tanah di lahan persawahan yang akan dijadikan kolam ikan gabus atau oleh orang Banjar disebut ikan haruan.

Bacaan Lainnya

Di lahan seluas 3 hektar itu akan disulap menjadi sentra ikan haruan terbesar di Kalimantan bahkan di Indonesia.

“Kami memulai pembuatan kolam untuk budidaya ikan haruan yang Insyaallah terbesar di Kalimantan bahkan Indonesia. Tidak lain tujuannya adalah untuk memenuhi permintaan pasar yang selama ini masih kurang, bahkan haruan selalu saja menyumbang inflasi,” ujar Habib Zein, sang penggagas dan pemilik kolam kepada Kalsel Pos.

Zein bertutur, jika kolam sudah selesai dibuat, maka awal tahun 2021 budidaya ikan haruan sudah bisa dimulai.

“Kita sudah datangkan sejumlah  tenaga ahli perikanan dari Bogor untuk mengawal proyek ini. Kita juga  mendapat dukungan penuh dari Balai Benih Ikan Dinas Perikanan Kabupaten Banjar terutama untuk peme­nuhan benih ikan be­r­kualitas,” bebernya.

Target pun sudah ditorehkan, Tahun 2021 kolam akan mampu memproduksi 4 juta ekor ikan haruan.

Zein mengatakan, selain untuk memenuhi permintaan pasar, ikan haruan juga akan dijadikan bahan baku albumin.

“Harga albumin sangat mahal, digunakan sebagai obat pasca operasi. Jika dibandingkan dengan ikan jenis lain seperti Salmon, albumin ikan haruan jauh lebih tinggi,” ungkapnya.

Untuk bisa memproduksi albumin, Zein sudah berkoordinasi dengan perusahaan farmasi terbesar di Indonesia dan perusahaan menyatakan siap untuk mendirikan pabrik albumin di Desa Tambak Sirang.

“Kita optimis, selain menjadi sentra ikan haruan terbesar di Indonesia, kedepannya Tambak Sirang akan kesohor dengan produksi albuminnya,” imbuhnya.

Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku albumin, tentunya diperlukan ikan haruan yang tidak sedikit. Karena itulah, Zein akan menggandeng pondok pesantren di Kalsel untuk terlibat dalam pengembangan ikan air tawar yang terkenal ganas itu.

“Kita akan gandeng Ikatan Bisnis Pesantren yang ada di Kalsel. Kami siap pasok bibit ikan haruan dan membuatkan kolam serta mengajarkan budidaya ikan haruan pada pondok pesantren,” ungkapnya.

Zein berujar, jika budadaya ikan haruan berhasil di pesantren dan berproduksi setiap dua ekor satu kilogram, maka akan menghasilkan produksi ikan haruan sekitar 500 ribu kilogram,  jika satu kilogram harganya Rp50 ribu, maka pesan­tren berpendapatan Rp25 miliar.

“Kalau pesantren sudah memperoleh penghasilan  Rp25 miliar setahun, maka semua pesantren di Kalsel akan mandiri dan tidak ada lagi yang mengedarkan proposal untuk meminta bantuan dan masuk pesantren bisa gratis,” tandasnya.

kalselpos.com: Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari ini Banjarmasin Kalimantan Selatan dan Nasional

Download aplikasi kalselpos.com versi android  kami di Play Store : Aplikasi Kalselpos.com

Penulis: Anas Aliando
Editor: Bambang CE

Pos terkait