Rantau, kalselpos.com – Untuk mengetahui kesesuaian isian data teknis yang diusulkan dengan keadaan langsung di lapangan terkait Program Kampung Iklim, Tim Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Kalimantan melakukan kegiatan verifikasi lagsung di Desa Budi Mulya Kecamatan Lokpaikat Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan akhir pekan kemarin.
Desa Budi Mulya yang memiliki potensi alam berupa ketersediaan air bersih ini, sudah dianggap mampu mencukupi kebutuhan warganya dengan manfaatkan embung dan mengolahnya menjadi air yang layak digunakan.
“Di desa ini, rata-rata rumah masyarakat juga menanfaatkan air hujan atau PAH untuk keperluan sehari-hari seperti untuk menyiram tanaman, mencuci pakaian dan lain-lain. Dalam hal peresapan air juga terdapat biopori di tiap pekarangan masyarakatnya,” ucap Riris Astrida Nababan, salah satu tim verifikasi BPPIKHL kepada kalselpos.com Senin (7/9/2020).
Selain itu, lajut Riris, masyarakatnya telah melakukan memanfaatan pekarangan secara mandiri, seperti dengan membuat kebun sayuran hingga tanaman obat keluarga (toga).
“Mereka melakukan memanfaatan pekarangan secara mandiri, seperti membuat kebun sayuran, buah-buahan, tanaman obat keluarga yang bisa dikonsumsi oleh mereka sendiri,” sebutnya.
Sementara verifakator lainnya, Kartika Ratnasari menuturkan, Desa yang dihuni 533 penduduk ini, mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani, berkebun karet dan beternak.
Untuk ketahanan pangan masyarakat itu sendiri, mereka juga membuat pola pertanian terpadu dengan menggabungkan kegiatan perkebunan (karet), pertanian (sayuran, cabai, tanaman buah) dan peternakan (kotoran ternak kambing) yang dijadikan kompos untuk tanaman.
“Kegiatan pembuatan kompos itu sendiri juga sudah mandiri dilaksanakan masyarakat dengan membuat komposter untuk mengolah sisa sayuran, daun-daun kering dan kotoran ternak, yang hasilnya adalah kompos yang dimanfaatkan untuk kebutuhan warga itu sendiri,” tutur Kartika.
Ia menjelaskan terdapat beberapa kegiatan perekonomian di Desa Budi Mulya seperti pembuatan keripik, jamu tradisional, air bersih dan penyewaan tenda.
“Adanya Bumdes yang bisa memajukan perekonomian masyarakat seperti kegiatan ibu-ibu PKK yang diberdayaka untuk bisa berkreasi seperti pembuatan ripik pisang dengan berbagai rasa, pembuatan jamu jahe dan beras kencur dan pengolahan baju sasirangan,” jelasnya.
Untuk diketahui , Program Kampung Iklim (Proklim) sendiri merupakan program berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam rangka meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain dalam melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim dan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Kemudian memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilakukan yang dapat meningkatkan kesejahteraan ditingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah.
kalselpos.com: Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari ini Banjarmasin Kalimantan Selatan dan Nasional
Download aplikasi kalselpos.com versi android kami di Play Store : Aplikasi Kalselpos.com
Penulis : Ahmad Fauzie
Editor : Zakiri