Amuntai,kalselpos.com – Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), adalah salah satu daerah yang menjadi sasaran pemerintah pusat untuk melakukan restorasi ekosistem gambut dengan terbentuknya satu badan khusus yaitu Badan Restorasi Gambut (BRG).
“Kami merasa BRG ini sangat bermanfaat bagi desa-desa yang ada di daerah HSU,” kata Bupati HSU H. Abdul Wahid HK saat menjadi nara sumber dalam acara dialog khusus dengan tema Restorasi Gambut Di Mata Pamerintah Daerah yang di selenggerakan salah satu media nasional melalui vidcon, Jum’at (24/7).
Sebab menurutnya, BRG akan memberikan dampak positif di bidang Sumber Daya Manusia dan peningkatan perekonomian kerakyatan serta pemanfaatan lahan untuk kesejahteraan masyarakat, di samping peningkatan wawasan terhadap perekonomian produktif di desa.
“Daerah Kabupaten HSU yang hampir 89 % daerah perairan dan mempunyai lahan gambut yang cukup luas, yaitu sekitar 25.672 HA dan seluas 6.273 HA merupakan prioritas restorasi,” ungkap Abdul Wahid.
Disebutkannya, geografis HSU 89 % adalah daerah perairan atau rawa dan tanah gambut termasuk yang dominan, berkaitan dengan program BRG di HSU yang sesuai dengan keputusan yang telah diterbitkan yaitu ada 16 desa peduli gambut yang merupakan objek pendampingan oleh BRG.
“Melimpahnya lahan gambut tentunya daerah kami jadi rentan terhadap kebakaran, dimana kebakaran ini diakibatkan masih kurangnya pemahaman masyarakat terhadap kerugian yang ditimbulkan akibat pembukaan lahan dengan cara dibakar dibandingkan dengan keuntungan yang didapatkan hanya oleh beberapa orang serta kebutuhan mendesak,” paparnya.
Namun ujarnya, pihaknya selalu memberikan pemahaman menyeluruh kepada masyarakat melalui perangkat desa agar tidak membuka lahan dengan dibakar, bahkan juga memberikan bantuan melalui instansi terkait dan dana desa untuk menunjang pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), sehingga di desa tersedia sarana dan prasarana untuk pencegahan karhutla tersebut.
“Saya sangat mengapresiasi kepada aparat dan masyarakat yang peduli dan siaga dengan bahaya karhutla, sehingga membentuk kelompok atau semacam satgas yang selalu berkoordinasi dan selalu bersenergi,” tambahnya.
Di akhir acara Wahid juga menjelaskan dan berharap dalam menunjang program BRG Pamerintah telah menerbitkan Perbub serta berharap BRG tetap menjadi pendamping bagi desa.
“Dari 2019 kami sudah terbitkan Perbub untuk desa peduli gambut dan desa disekitarnya, agar selalu bersenergi untuk membangun perekonomian,” ujarnya.
Diharapkannya, kepada Pamerintah Pusat agar tetap memberikan lembaga pendamping desa, mengingat keberadaan BRG ini benar-benar penting dan bermanfaat, mestinya harus diperkuat.
Dalam acara dialog tersebut, selain Bupati HSU, juga diikuti oleh Beni Hernedi, wakil bupati MuBa Sumatera Selatan, dan Kepala Desa Cohong kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah, Yanto L. Adam selaku nara sumber serta Suraya Afiff yang merupakan pakar Antropologi Universitas Indonesia sebagai peneliti gambut.
kalselpos.com : Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Banjarmasin Kalsel Kalimantan Nasional dan Dunia
Editor: Bambang CE
Sumber: Net/ *