Hari Anak Nasional : Kekerasan Terhadap Anak Meningkat Akibat Pandemi dan Ekonomi

Perayaan Hari Anak Nasional di Kota Banjarmasin - Peningkatan laporan kasus kekerasan anak yang terjadi akibat tekanan ekonomi di tengah pandemi (Fudail)

Banjarmasin, kalselpos.com– Peringatan Hari Anak Nasional tahun 2020 di Kota Banjarmasin ternyata diwarnai dengan data yang cukup mengejutkan. Pasalnya, ketika memasuki pandemi, terjadi peningkatan pada angka kasus kekerasan terhadap anak di Kota Seribu Sungai itu.

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Banjarmasin, Iwan Fitriadi pada awak media, usai melaksanakan perayaan Hari Anak Nasional, Kamis (23/07/2020) siang.

Bacaan Lainnya

Ia mengatakan, belakangan ini pihaknya menerima banyak laporan yang datang dari masyarakat mengenai kasus kekerasan anak yang terjadi di lingkungan tempat tinggalnya.

“Selama pandemi banyak laporan yang kita terima dari masyarakat mengenai adanya kekerasan terhadap anak,” ungkapnya pada awak media,

Menurutnya, kondisi tersebut kebanyakan terjadi dikarenakan adanya tekanan ekonomi dalam menghidupi keluarga ditengah masa sulit seperti sekarang ini. Sehingga mengakibatkan anak yang menjadi korbannya.

“Adanya tekanan ekonomi di masa pendemi Covid-19 ini ternyata sangat berpengaruh pada kondisi psikis keluarga yang ujung-ujungnya mengakibatkan terjadinya kekerasan terhadap anak,” jelasnya.

Kendati demikian, meningkatnya jumlah laporan yang masuk tersebut menandakan bahwa tingkat kesadaran masyarakat mengenai keberlangsungan hidup calon penerus bangsa cukup tinggi.

“Ini menandakan tingginya tingakat kepedulian masyarakat, sehingga mereka melaporkan tindak kekerasan itu kepada kami sebagai institusi pemerintahan yang bertanggungjawab untuk menanganinya,” terangnya.

Berdasar data Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) sudah terdapat 30 anak yang mengalami kekerasaan. Sebanyak 20 anak di antaranya bahkan berjenis kelamin perempuan. Sisanya adalah laki laki.

Sedangkan kasus kekerasaan anak pada 2019 mencapai 81 kasus. Dan tahun 2018 mencapai 43 kasus.

“Sampai saat ini ada beberapa orang yang sudah membawa kasus kekerasan pada anak ini ke ranah hukum, dan untuk tugas kami hanya memediasi secara kekeluargaan itu merupakan yang terbaik,” tandasnya.

kalselpos.com : Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Banjarmasin Kalsel Kalimantan Nasional dan Dunia

Penulis : Fudail.
Editor : Zakiri

Pos terkait