Ketua YLK Kalsel : Ini Ladang Bisnis, Biaya Rapid Test melebihi Tiket Pesawat

: Pemerhati kebijakan publik dan pemerintahan Dr H Ahmad Murjani Mkes SH MH. Dr H Ahmad Murjani Mkes SH MH.

Marabahan, kalselpos.com – Pemerhati kebijakan publik dan pemerintahan Dr H Ahmad Murjani Mkes SH MH sebut biaya rapid test mahal yang berkisar Rp 400.000 hingga Rp 500.000. Hal ini sangat memberatkan masyarakat

Ia meminta pemberlakuan kewajiban menjalani rapid test bagi masyarakat yang melakukan bepergian menggunakan jasa transportasi darat, laut dan udara agar dicabut dari ketentuannya.

Bacaan Lainnya

“Ini beban bagi masyarakat yang dipaksakan. Jelas tidak manusiawi, terlalu nampak jadi ladang bisnis semata dengan memanfaatkan situasi dan kondisi pandemi Covid 19,” cetusnya, Rabu (8/7)

Dengan kewajiban terkesan dipaksakan tersebut, mau tidak mau, suka tidak suka, masyarakat harus memenuhi.

Dari awal diterapkannya wajib rapid test ini, biaya yang dikeluarkan melebihi harga tiket pesawat.

Hal seperti ini tidak bisa dibiarkan berlarut larut. disinilah peran pemerintah harus hadir mengatur regulasi jelas.

“Artinya standarisasi biaya yang terukur serta urgensinya, hubungan manfaatnya kepada seseorang. pemerintah harus cabut saja aturan rapid test ini,” pinta Murjani.

Menurut Ketua Yayasan Lembaga Konsumen (YLK) Kalsel itu , situasi kondisi ini harus cepat diambil kebijakan, jangan menambah rakyat susah di tengah perekonomian sedang sulit.

Sama saja pemaksaan, sehingga bukan rahasia umum lagi pemeriksaan ini jadikan ladang bisnis guna mencari keuntungan sebanyak-banyaknya.

Untuk itu unit pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit milik pemerintah dan swasta maupun layanan laboratorium swasta jangan sampai ikut bermain. Hal ini rawan pelanggaran hukum.

Rasio biaya pemeriksaan rapid test, misalnya Rp 90.000 sampai Rp 100.000 sudah ada menghasilkan keuntungan dan dinilai tingkat kewajaran terukur, sebutnya”.

Perlu juga masyarakat mengetahui, apakah pemeriksaan rapid test ini sebagai bentuk instrumen untuk mengetahui seseorang terpapar Covid- 19 atau tidak.

Atau hanya untuk mengetahui Imun tubuh kita saja, poinnya adalah sejauh mana manfaat nya untuk seseorang.

“Saya menyarankan perlu kajian mendalam yang strategis lagi terkait pemeriksaan rapid test ini. Kalau memang memberatkan masyarakat, ya hentikan saja,” pungkasnya.

kalselpos.com : Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Banjarmasin Kalsel Kalimantan Nasional dan Dunia

Penulis : Sidik Alponso
Editor : Muliadi

Pos terkait