BANJARMASIN,Kalselpos.com – Dalam rangka menyambut datangnya “New Normal” Covid-19, SMK Negeri 5 Banjarmasin mempersiapkan diri untuk menghadapi kondisi tersebut dengan membuat Hand Soap (sabun cuci tangan) yang akan digunakan ketika siswa diizinkan untuk kembali belajar di sekolah walaupun secara bergantian.
Adapaun jumlah produk hand soap yang akan diproduksi sekitar 200 liter untuk digunakan siswa dan guru SMK Negeri 5 Banjarmasin dengan jumlah siswa lebih 3000 orang ditambah guru dan staf sekitar 340 orang.
“Produk sabun pencuci tangan itu diharapkan bisa memenuhi kebutuhan untuk beberapa bulan ke depan,” ujar Kepala SMK Negeri 5 Banjarmasin, Dr Drs H. Syahrir MM kepada kalselpos.com melalui sambungan telepon, Kamis (4/6/2020).
Kepala sekolah yang pernah mengenyam pendidikan di Jerman dan sudah melanglang buana ke 43 negara itu mengatakan, siswa jurusan Kimia Industri yang membuat hand soap tersebut yang dipandu langsung oleh guru-gurunya dan juga Kaprog nya ibu Dwi Kapti SPd MM.
Dalam kegiatan praktek tersebut tetap memperhatikan protokol kesehatan hanya 4 orang yg dibolehkan dalam 1 kelas secara bergantian.
Ada 17 Kompetensi keahlian yang ada di SMK Negeri 5 Banjarmasin, dan secara bertahap jika ada pekerjaan praktek yang urgent dan diperlukan oleh sekolah dan masyarakat, maka siswa akan dipanggil oleh gurunya untuk melakukan praktek tersebut jika memang diperlukan dengan tetap menjaga sosial distancing.
Baca Berita Hari Ini, Berita Terbaru Terkini | kalselpos.com | Media Terpercaya dan Terverifikasi Dewan Pers
“Selama ini baru siswa Jurusan Kimia Industri yang diberdayakan untuk praktek sesuai jurusannya, karena jurusan tersebut yang langsung bisa memproduksi hand sanitizer dan hand soap, sedangkan jurusan lain tidak memiliki kompetensi tersebut sehingga hanya siswa jurusan kimia industri yg datang ke sekolah,” papar Syahrir.
Sedangakan siswa yang lain, lanjutnya, masih belajar dirumah. Langkah selanjutnya yang akan diambil kebijakan oleh sekolah, semua jurusan akan diatur siswanya untuk melakukan praktek dengan sistem blok dan bergantian, maksimal 4 orang siswa perkelas.
“Karena sekolah kejuruan mesti harus ada pelajaran prakteknya, sedangkan materi pembelajaran teori dilakukan secara daring atau luring, atau PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh).
Syahrir menambahkan, siswa yang datang ke sekolah hanya saat pelajaran praktek. “Inilah salah satu skenario untuk menghadapi keadaan New Normal,” tandasnya.
Penulis: Anas Aliando
Editor: Bambang CE
Penanggung jawab: SA Lingga
Download aplikasi kalselpos.com versi android kami di Play Store : Aplikasi Kalselpos.com