Duta Mall buka lagi (Oleh : Randu )

Randu

Entah kabar baik atau kabar buruk, tapi Duta Mall akhirnya buka lagi. Secara pribadi, saya senang karena akhirnya orang-orang kembali ke kehidupan sebelum pandemi. Kehidupan yang entah mengapa, meski baru berlangsung sebulan lalu, tetapi terasa seperti sudah berabad-abad lamanya.

Betapa menakjubkan apa yang bisa dilakukan oleh waktu sebulan dalam kehidupan kita.

Bacaan Lainnya

Melihat foto orang-orang yang diunggah di media sosial dan status whatsapp, saya sedikit terharu. Ini dunia lama yang sama-sama kita rindukan: nonton bioskop dengan keluarga dan teman, nongkrong di kafe-kafe dan acara buku, bertemu secara langsung, merasakan kehadiran orang secara fisik, berjabat tangan tanpa takut-takut, tertawa riang…

Ah, terlalu sentimental untuk dikenang. Benarlah kata Khaled Hosseini, semua hal-hal terbaik dan terindah di dunia ini begitu rapuh. Dan seringkali Kita hanya akan merasakan makna sesuatu, seseorang, sebuah momen–tepat begitu kita kehilangannya.

Saya tidak yakin apakah kehidupan lama kita bisa kembali. Saya membaca banyak sekali jurnal dan artikel para jurnalis sains dan ilmuwan dalam waktu-waktu yang berlimpah ini. Beberapa di antara mereka memprediksi bahwa wabah ini akan berlangsung lama.

“Orang-orang tidak mengerti,” kata Prof Michael T. Osterholm, seorang ilmuwan kesehatan masyarakat dan ahli penyakit menular, “Kita bukan berbicara tentang beberapa minggu ke depan, ini tentang dua tahun ke depan.”

Jika Osterlhom benar, saya berharap dia salah, tapi jika dia benar, maka kita sedang menghadapi sebuah bencana yang paling dahsyat yang ditemui oleh orang-orang yang masih hidup di generasi kita.

Perang dunia kedua yang disebut sebagai konflik paling mematikan dalam sejarah umat manusia berakhir dengan cara yang bisa kita bayangkan: Cukup satu poros kalah atau menyerah– dunia akan berangsur-angsur pulih.

Perang dengan Covid-19 adalah perang yang absurd. Dia tidak terbatas ruang dan waktu; dia tidak terlihat mata, datang dengan cepat, bahkan sebelum semua negara bersiap, membunuh dengan kejam, tidak memiliki tuntutan, tidak pernah terjadi dan sulit untuk dihindari.

Secara realistis yang kita lakukan sekarang bukan sedang berperang melawan Covid-19. Virus ini tidak peduli pada hegemoni atau ambisi politik kita. Dia gak peduli kalah dan menang. Kita, umat manusia, yang tidak punya pilihan lain selain berdamai dengannya.

“Semua orang ingin tahu,” kata Prof Devi Sridhar, ” kapan semua ini berakhir. Itu salah, yang benar adalah bagaimana kita melanjutkan (hidup) dengan ini?”

Virus corona sudah ada sejak sebelum masehi, dan jika dia bertahan selama itu, maka dia akan bertahan lebih lama lagi. Sederhananya, dia tidak akan mati. Mungkin dia akan bermutasi menjadi lebih berbahaya atau lebih ringan. Tapi yang jelas, kita akan hidup berdampingan dengan virus ini mungkin sepanjang usia kita.

Harapan kita hanyalah bahwa para ilmuwan akan segera menemukan vaksin untuk Covid-19. Tapi bahkan setelah beberapa negara mengklaim mereka sudah menemukan formulanya, masih perlu yang relatif panjang: mereka harus melakukan pengujian beberapa kali, memastikan bahwa efek samping vaksin tidak akan berbahaya, terus ada beberapa tetek-bengek semacam persetujuan dari lembaga dan otoritas kesehatan, produksi, pengontrolan kualitas, baru kemudian pendistribusian.

Semuanya perlu waktu yang lama. Mungkin sekitar satu atau dua tahun sebelum akhirnya Ultraflu corona atau neozep Covid dijual 2000 perkaplet di warung ujung kompleks. Sementara itu belum terwujud, kita harus berdiam, memproduksi sendiri vaksin kesabaran di rumah kita.

 

kalselpos.com: Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari ini Banjarmasin Kalimantan

Selatan dan Nasional

 

Hikmahnya (tentu saja, selalu ada hikmah), kita sekarang tahu bahwa kita sangat rentan. Lemah. Bukan siapa-siapa. Bahwa kita hidup dengan bantuan orang lain. Bahwa satu organisme kecil yang tidak kelihatan bisa membunuh kita. Dengan itu, akan tumbuh penghargaan terhadap pentingnya kebersihan, ilmu pengetahuan, solidaritas, kebersamaan…

Bagi pemerintah negara, virus ini menyadarkan mereka tentang pentingnya sistem kesehatan nasional yang responsif dan bukan hanya wacana atau pencitraan. Pentingnya menggaji dokter dan perawat dengan adil dan memberi perhatian pada produksi alat-alat kesehatan sendiri, pentingnya berinvestasi pada riset dan ilmu pengetahuan, pentingnya mendengarkan suara para ilmuwan dan bukan hanya politisi, pentingnya isu kesehatan masyarakat dan bukan hanya terorisme…

Virus tumbuh, ada, dan sekali mati dia berganti. Di luar sana mungkin ada jutaan atau miliaran virus lain selain corona yang belum pernah kita kenal dan temukan–menunggu untuk menyebar kengerian di dunia kita. Mungkin hanya perlu satu kecelakaan di lab, atau orang jenius di militer. Tidak ada yang tahu.

Kita harus bersiap untuk yang terburuk sembari terus berharap hal-hal terbaiklah yang akan terjadi (amien). Tapi apapun itu, Covid-19 memberi kita ringkasan satu abad SKS pencerahan dalam hanya sebulan. Ketika wabah ini mereda, kita akan melihat dunia dengan cara pandang yang baru, yang insha allah, lebih baik.

Download aplikasi kalselpos.com versi android  kami di Play Store : Aplikasi Kalselpos.com

 

kalselpos.com: Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari ini Banjarmasin Kalimantan

Selatan dan Nasional

Pos terkait