Penjual Jamu Gendong disuruh jualan di Pelabuhan

Ket. Foto: Bripka Fahruzzaini, Kepala Kepolisian Pelabuhan Perikanan Banjarmasin.(ist)

 Pelabuhan perikanan Banjarmasin yang berada di tepian Sungai Barito Kelurahan Pelambuan Banjarmasin, kondisinya kini makin bersih, tertata rapi dan tidak lagi terkesan kumuh.

BANJARMASIN, kalselpos.com -Itu tidak terlepas dari tangan dingin seorang Rusdi Hartono, yang menjabat sebagai kepala di pelabuhan tersebut.

Bacaan Lainnya

Jika dibandingkan dengan berapa tahun yang lalu, pelabuhan terlihat begitu kumuh, kotor dan tidak tertata.

Kondisi pelabuhan sebagai tempat bersandarnya kapal ikan dan tempat transaksi jual beli ikan kini sudah di cor semen. Sebelumnya, pelabuhan hanya terbuat dari kayu Ulin yang kondisinya sudah uzur. Bahkan tiang penyangga banyak yang miring akibat terpaan ombak.

Rusdi Hartono sebagai Kepala Pelabuhan Perikanan Banjarmasin, juga berusaha bagaimana agar kondisi ikan tetap segar jika ketersediaan melimpah. Solusinya adalah dengan menyediakan gudang pendingin untuk penyimpanan ikan. Hasilnya, dengan adanya gudang tersebut, ikan bisa bertahan lama dan kondisinya selalu segar.

Begitu juga dengan kondisi keamanan. Di Pelabuhan Perikanan Banjarmasin selalu standby personel kepolisian yang berjaga untuk keamanan dan kenyamanan pedagang dan pembeli.

“Alhamdulillah keamanan terjaga dengan baik, kami selalu melakukan patroli di pelabuhan siang dan malam secara bergiliran,” ujar Kepala Kepolisian Pelabuhan Perikanan Banjarmasin, Bripka Fahruzzaini kepada Kalsel Pos, Jumat (13/3/2020).

Dijelaskannya, kalau merunut dalam waktu beberapa tahun kebelakang, kondisi keamanan di pelabuhan memang masih rawan karena masih ada terjadi perkelahian baik sesama pekerja maupun antara pedagang dengan pembeli akibat salah paham.

Belum lagi yang namanya penyalahgunaan Narkoba masih sering ditemukan.

“Dengan dilakukan patroli yang dibantu juga oleh masyarakat, sudah jarang sekali terjadi perkelahian di pelabuhan. Kami juga selalu melakukan pendekatan kepada pekerja, pedagang dan pembeli ikan agar selalu saling tegur saling memberi salam dan saling menyapa,” ujarnya.

Untuk penyalahgunaan Narkoba sendiri, papar Fahruzzaini, saat ini juga sudah sangat jauh berkurang. “Karena bekerja di pelabuhan dilakukan pada malam hari sehingga mereka beralasan untuk menghangatkan badan, terlebih dahulu minum minuman beralkohol dan mengonsumsi obat obatan terlarang,” ujarnya.

Namun pihaknya tidak patah semangat, dengan dilakukan pendekatan persuasif dan secara kekeluargaan, akhirnya mereka sadar dan tidak lagi melakukan hal – hal yang dilarang tersebut.

“Untuk menghangatkan badan, kami meminta ibu – ibu penjual jamu gendong untuk berjualan ke pelabuhan pada malam hari. Alhamdulillah mendapat sambutan antusias dari pekerja pelabuhan. Akhirnya mereka beralih dari yang bisanya minum alkohol yang dioplos, kini sudah beralih minum jamu tradisional. Tentu ini sangat menggembirakan bagi kami,” tutupnya.

Penulis: Anas Aliando
Editor: Bambang CE
Penanggungjawab: SA Lingga

baca juga berita lainnya:

Pembaca setia kalselpos.com download aplikasi versi android  kami di Play Store

Aplikasi Kalselpos.com

 

Pos terkait