Banjarmasin – Jepang jajaki Kerjasama Pelayanan Kesehatan

KERJASAMA – Kunjungan Pemerintah Kota Banjarmasin ke Jepang, merupakan bagian dalam upaya penjajakan kerjasama peningkatan mutu layanan kesehatan dan tenaga medis.(istimewa)

Pemko Banjarmasin melakukan penjajakan kerjasama dengan Kaikoukai Healthcare, Nagoya, di
Jepang. Kerjasama dimungkinkan mencakup masalah peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan
pelatihan tenaga medis
============================
BANJARMASIN, K.Pos – “Pemko Banjarmasin siap bekerjasama untuk peningkatan mutu pelayanan
Rumah Sakit Sultan Suriansyah dengan mengirimkan karyawan mengikuti workshop atau magang, dan
mengikuti pelatihan lainnya,” ujar Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina saat berkunjung ke Kaikoukai
Healthcare, Nagoya, di Jepang, belum lama tadi.

Baca juga=Dinkes Siapkan 148 Posko Kesehatan

Bacaan Lainnya

Menurutnya, Kaikoukai, di Nagoya, Jepang, juga dikenal sebagai rumah sakit terbaik yang memiliki
teknologi hemodialisa (cuci darah). Dengan teknologi tersebut, pasiennya bisa bertahan hingga 30
tahun, dan tetap beraktivitas seperti biasa.

Dalam lawatan itu, turut ikut dalam rombongan Waket DPRD Kota Banjarmasin HM Yamin dan Hj
Ananda, dilaksanakan dari tanggal 11 hingga 15 Februari 2020.
Kedatangan orang nomor satu di kota berjuluk seribu sungai di negara tersebut, disambut oleh CEO
Kaikoukai Healthcare Corporation Nagoya, dr Hirohisa Kawahara MD, dan Prof Dr Tetsuya Yamada, di
Nagoya Kyoritsu Hospital.

Dalam pertemuannya, Prof Dr Tetsuya Yamada menjelaskan, pusat wilayah metropolitan (perfektur
aichi) Jepang kini sedang menghadapi persoalan tingginya penduduk Lansia, yang mencapai 30 persen
dari total jumlah penduduk, sehingga memerlukan tenaga perawat sebanyak 375.000 di tahun 2020 ini.
Tentunya, hal ini akan membuka peluang bagi siapa saja untuk bisa bekerja di negara tersebut. “Ini
merupakan peluang tenaga kerja bagi alumni kampus di Banjarmasin untuk bekerja atau magang di
Jepang, dan tentunya lagi dengan dibekali bahasa Jepang,” ucap H Ibnu Sina, usai mendengar penjelasan
tersebut.

Tak hanya Healthcare, Nagoya, di Jepang yang mereka sambangi, tetapi ada beberapa rumah sakit
lainnya yang mereka kunjungi, diantaranya Josai Hospital Nagoya.

Josai bisa dibilang rumah sakit yang memiliki fasilitas pelayanan unik yakni, mereka memiliki pelayanan
khusus Lansia (Elderly Health Care Hospital dan Kaikoukai Rehabilitation Hospital).

Keunikan lain yang dimiliki rumah sakit ini adalah, dirancang melayani pasien hingga akhir hayatnya.
Makanya jangan heran bila ada pasiennya yang menjalani rawat inap sampai 3 tahun lamanya.
Hal menarik lainnya yang ada di rumah sakit tersebut adalah, adanya panti jompo yang dirancang
dengan berbagai aktivitas bersama lansia dengan berbagai keterampilan.
Dari sisi pelayanan perawatan Lansia, mereka tetap mengedepankan kemandirian pasien dalam
beraktivitas.

Menurut Risa, Warga Negara Indonesia (WNI) asal Jatim, yang sudah 5 tahun bekerja sebagai caregiver
(perawat lansia), honor yang didapatnya bekerja di rumah sakit tersebut cukup tinggi, dan ia merasa
senang dapat bekerja dan berbagi pengalaman selama tinggal di kota itu.

Di Jepang biaya kesehatan untuk masyarakat ditanggung oleh pemerintah (semacam BPJS di Indonesia-
red), yang bisa digunakan di rumah sakit pemerintah atau swasta.

Begitu pula dengan biaya cuci darah atau hemodialisa. Bagi masyarakat yang memerlukan pelayanan ini,
maka biayanya akan ditanggung pemerintah yakni sebanyak 3 kali perawatan dalam sepekan, dengan
nominal Rp3 juta per sekali cuci darah.

Baca juga=Dinkes Siapkan 148 Posko Kesehatan

Di Jepang, saat ini tercatat ada 10.000 dokter spesialis Rehabilitasi Medik (RM) yang 2.500 diantaranya
merupakan sub spesialis RM. “Ternyata kunci keberhasilan RM bukan di alat tetapi mentalitas melayani
pasien supaya bisa beraktivitas kembali di rumah,” pungkas H Ibnu Sina.

Penulis: Fudail/rel
Penanggungjawab: SA Lingga

 

Pembaca setia kalselpos.com download aplikasi versi android  kami di Play Store

Aplikasi Kalselpos.com

Pos terkait