Guru Sekumpul Menghibur Saya

Sekadar ikhtiar supaya menambah mahabbah kepada Guru Sekumpul. Kalau tak khilaf, saya (Adi Permana) ditugaskan redaktur di BPost meliput dari dekat prosesi tahlilan beberapa waktu usai wafatnya Guru Sekumpul di kediaman beliau di Kompleks Ar Raudhah. Karena tugas, saya berikhtiar dengan mengikut rombongan mantan Bupati Banjar H Rudy Ariffin, masuk ke dalam halaman. Saat saya duduk di teras, lalu ada seorang khaddam yg memang terkenal keras bila berhadapan dengan wartawan. Saat itu saya ditunjuk dan dibentak supaya keluar. 

Saya lalu berdiri dan turun dari teras ingin keluar pagar, namun entah mengapa saya tetap didorong-dorong hingga hampir terjatuh. Banyak pasang mata menyaksikan kejadian itu. Dalam hati saya hanya menyebut nama Alah dengan perasaan yang cukup menyakitkan. Saya dikeluarkan paksa hingga keluar pagar. Alhamdulillah tak ada niat sama sekali untuk melawan atau membela diri. 

Bacaan Lainnya

Saudara sekalian, beberapa waktu lama berjalan, hingga pada suatu malam mungkin 2006 atau 2007, saya bermimpi seolah-olah menghadiri perjamuan di kediaman Guru Sekumpul. Saya duduk di teras, di depan ada hidangan. Di dalam rumah juga banyak hadirin. Guru Sekumpul keluar dan langsung duduk seperti cara Rasulullah makan. Beliau mengenakan bolang dan jubah putih plus sorban hijau di bahu kanannya. 

Beliau tersenyum sampai gigi beliau terlihat, seolah-olah mempersilakan saya makan hidangannya bersama hadirin lain. Masya Allah, sejak saat itu tak ada rasa dendam di hati atas perlakuan salah satu khaddam Sekumpul itu. Guru Sekumpul walaupun telah wafat ternyata mampu menghibur batin saya dan mengundang secara langsung kepada saya untuk makan-makan di jamuan beliau. Allahu Akbar. (Dicatat 3 Oktober 2012)

kalselpos/adi permana

Pos terkait