BATULICIN, Kalselpos.com – Bangunan peninggalan Belanda berupa menara suar (mercusuar) yang berada di Desa Muara Ujung (Tanjung Petang), Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) masih kokoh berdiri.
Baca juga=Film Sejarah Bagian dari Literasi Sejarah
Bangunan peninggalan dari negeri kincir angin ini sudah berusia lebih dari se abad, tepatnya di banggun pada tahun 1920. Hal itu disampaikan oleh Fakhrurrazi selaku Kepala Pos Navigazi Menara Suar Tanjung Petang kepada Kalselpos (19/2) Siang.
“Ada 5 personil yang bertugas di pos menara suar Tanjung Petangorang ini termasuk ulun. Kami di bawah langsung oleh Kementerian Perhubungan Laut,” ungkapnya.
Dijelaskannya, fungsi dari menara suar adalah untuk membantu para pelayar (kapal) yang tidak memiliki fasilitas JPS. Sementara, untuk ketinggian dari bangunan menara 25 meter.
“Menara suar dengan ketinggian 25 meter tersebut mimiliki daya tangkap oleh para pelayar yang tidak meliki JPS sejauh 30 mil atau 50 – 55 Km,” terang Fakhrurrazi yang saat itu didampingi dua petugas lainnya Nurdiansyah dan Husni Tarmun.
Untuk mengoperasikan lampu suar ini masih menggunakan cara manual yang digerakan dengan menggunakan mesin genset, dengan bahan bakar jenis solar. “Kami nyalakan lampu suar di malam hari, mulai pukul 19.00 Wita sampai dengan pukul 06.00 pagi,” bebernya.
Ditempat yang sama, Nurdiansyah mengisahkan, bangunan yang masih asli peninggalan Belanda selain menara suar, yaitu rumah panggung dan tempat penampungan air.
Baca juga=Film Sejarah Bagian dari Literasi Sejarah
“Sementara, bangunan baru yang bukan bangunan Belanda seperti, gudang dan kantor yang kami huni serta bangunan yang sekarang kita pakai untuk ngobrol,” terang petugas yang sudah 5 tahun bekerja di pos Menara Suar Tanjung Petang ini.
Penulis: Kriatiawan
Editor: Bambang CE
Penanggung jawab: SA Lingga
Pembaca setia kalselpos.com download aplikasi versi android kami di Play Store