BANJARBARU, Kalselpos.com – Persoalan kependudukan menjadi salahsatu konsen Pemerintah Kota Banjarbaru.
Dalam rangka mengendalikan laju pertumbuhan penduduk ini, Pemerintah Kota Banjarbaru melalui Dinas Pengendalian Kependudukan, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Perlindungan Anak (DisdaldukKBPMP&PA), menyelenggarakan pelayanan KB gratis dengan sistem jemput bola kepada para akseptor.
Baca juga=Desa Simpang Empat jadi Pusat Layanan Kampung KB
Kepala DisdaldukKBPMP dan PA, Dra Hj Mahrina Noor MM mengungkapkan, pelayanan KB gratis untuk semua alat kontrasepsi kecuali Vasektomi dan Tubektomi, dilakukan dengan cara datang langsung ke lokasi, dimana akseptor siap untuk dilayani.
“Ini bertujuan agar akseptor merasa lebih nyaman, tidak repot, karena sebagian akseptor ini adalah ibu ibu rumah tangga yang tentunya mempunyai kesibukan masing masing,” ujarnya, saat acara Pelayanan KB gratis, di Kompplek Perumahan Wella Mandiri, Kelurahan Syamsudin Noor, Landasan Ulin, Senin (10/2).
Melalui pelaksanaan pelayanan KB ini, pihaknya berharap jumlah peserta KB aktif, terutama akseptor dengan metode kontrasepsi jangka panjang seperti Implant dan IUD bertambah banyak.
“Selain pelayanan pemasangan alat kontrasepsi, Penyuluh KB Banjarbaru juga memberikan penyuluhan kelompok tentang program KB, serta memberikan informasi tentang kontra indikasi dari masing masing alat kontrasepsi yang lengkap dan berkualitas,” ungkapnya.
Hal ini lanjutnya sesuai amanat dari Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga, pengendalian kuantitas penduduk dilakukan untuk mewujudkan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara jumlah penduduk dengan lingkungan hidup, baik yang berupa daya dukung alam maupun daya tampung lingkungan serta kondisi perkembangan sosial, ekonomi, dan budaya.
Terpisah, Ketua IPeKB Kota Banjarbaru Jumiatun S.Sos mengatakan, kegiatan pelayanan KB mobile ini dilaksanakan rutin sebulan sekali di setiap Kecamatan. Namun jika dimungkinkan untuk dilaksanakan lebih dari sekali.
“Karena jumlah akseptor di suatu tempat lebih dari 5 orang peserta, maka bisa saja pelayanan dilaksanakan lebih dari satu kali,” jelas Jumi.
Baca juga=Desa Simpang Empat jadi Pusat Layanan Kampung KB
Untuk di Banjarbaru sendiri tambahnya, akseptor KB ini masih di dominasi oleh perempuan, dan hal ini menjadi tantangan untuk Penyuluh KB agar dapat meningkatkan keikutsertaan pria dalam program KB ini.
“Jadi Penyuluh KB diantaranya, rutin melakukan kunjungan rumah kepada Pasangan Usia Subur (PUS) yang belum ber KB, ayoman sosial kepada peserta KB aktif,dan melakukan koordinasi dan penyampaian informasi dengan berbagai pihak terutama kelompok/komunitas yang di dominasi oleh pria,” tandasnya.
Penulis : Aspihan Zain
Penanggungjawab : SA Lingga
Pembaca setia kalselpos.com download aplikasi versi android kami di Play Store