Kalselpos.com– Bukan rahasia lagi bila anak-anak yang tinggal didaerah pedalaman sangat sulit mendapatkan kehidupan yang layak seperti anak-anak pada umumnya.Mereka kesulitan mendapat air bersih,mengenyam pendidikan sesuai batas kelayakan pendidikan Indonesia dan sulit mengikuti perkembangan zaman.Tak hanya itu saja,mereka bahkan tidak mengenal alat komunikasi seperti telepon genggam.
Hal pokok yang menjadi sorotan utama yaitu betapa sulitnya mereka mendapat pendidikan yang layak dan mengenyam pendidikan dua belas tahun.Pada faktanya tidak semua salah mereka,kesulitan mereka menjangkau lokasi sekolah menjadi masalah karena mereka harus mengarungi sungai.Mereka juga harus berjalan kaki hingga berpuluh-puluh kilo meter,bahkan ada pula yang tak memakai alas kaki.
Kurangnya tenaga pengajar dipedalaman karena sulitnya mencari pengajar yang mau mengajar didaerah tersebut juga sangat disayangkan.Padahal kualitas seseorang diukur melalui seberapa jauh pendidikan yang dicapai karena kualitas lulusan SD berbeda dengan kualitas seorang sarjana.Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan sangat memengaruhi kualitas seorang anak pedalaman.Ini semua menjadi PR bersama baik untuk orang tua,lingkungan masyarakat,Aparat Desa,ataupun pemerintah pada umumnya.Sejauh ini pendidikan di Indonesia khususnya pedalaman sangat jauh tertinggal dari segi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada hakikatnya siswa yang bertempat tinggal di pedalaman semangat belajarnya jauh lebih tinggi karena rasa ingin tahu dari hal-hal yang baru lebih besar dari siswa perkotaan,akibat dari teknologi yang kurang memadai dipedesaan.Di Indonesia khususnya daerah perdesaan sangatlah perlu uluran tangan para guru yang benar-benar mengajar dari hati yang terdalam sebab jika tidak siap mengajar dari hati yang ikhlas pada kenyataannya selalu tidak kerasan atau tidak betah menjalani ditempat atau sekolah pelosok.
Disini perlu dipertimbangkan bersama tentang penempatan para pengajar di daerah terpencil,pelosok,primitif atau sejenisnya agar tidak salah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya,sangat disayangkan jika siswa sudah bersemangat dengan harapan mendapatkan para pengajar baru dengan segala ilmu yang siap diterima tetapi pada kenyataannya harus selalu membuat mereka kecewa dengan ketidak seriusan dalam mengajar dengan alasan terlalu pelosok,terlalu jauh dijaangkau,bahkan ada guru yang beralasan tidak nyaman hidup di pedesaan.
Dari cerita siswa yang berada di sekolah pedalaman sangatlah kasian dengan segala kejujuran dan kepolosannya mereka selalu berharap ada pendidik,pengajar,dan seluruh guru apapun yang mampu menyalurkan segala ilmu pengetahuannya hingga tuntas.Siswa dan para orang tua siswa selalu mengeluh dengan keluhan yang sama yaitu selalu berharap adanya sekolah dengan segala perlengkapan penunjang yang memadahi sehingga siswa merasa tersalurkan segala bakat minatnya juga merasa mendapat pendidikan yang layak.
Kualitas pendidikan diIndonesia saat ini sangat memprihatinkan .Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index),yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan,kesehatan,dan penghasilan per kepala yang menunjukkan,bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun.Diantara 174 negara didunia,Indonesia menempati urutan ke-102 (1996),ke-99 (1997),ke-105 (1998),dan ke-109 (1999).
Menurut survey Political and Economic Risk Consultant (PERC),Kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia.Posisi Indonesia berada dibawah Vietnam.Data yang dilaporkan The World Ekonomic Forum Swedia (2000),Indonesia memiliki daya saing yang rendah,yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia.Dan masih menurut survey dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Memasuki abad ke-21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh.Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia.Salah satunya adalah abad ke -21 gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka.Kemajuan teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri.Indonesia berada ditengah-tengah dunia yang baru,dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan Negara lain.
Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan didalam mutu pendidikan.Baik pendidikan formal ataupun informal.Dan hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan Negara lain.Pendidikan telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia untuk pembangunan bangsa.Oleh karena itu,kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia,yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia dengan negara-negara lain.
Pembaca setia kalselpos.com download aplikasi versi android kami di Play Store