Cegah Stunting dengan Hindari Pernikahan Usia Dini

KUALA KAPUAS, Kalselpos.com – Stunting yang berarti gangguan pertumbuhan karena gizi buruk dan lingkungan kurang sehat, merupakan masalah yang harus ditanggulangi. Kepala Desa Sei Asem, Masrawan, saat ditemui di kantor kepala desa Sei Asem, kecamatan Kapuas Hilir, Senin (2/12) pukul 10.00 wib, memberi salah satu solusi mencegah Stunting tersebut.

Baca juga=Tenaga Honor Satpol PP Damkar Kapuas di Uji Kesamaptaan

Bacaan Lainnya

Kades Sei Asem, Masrawan, yang dulu pernah tergabung dalam organiaasi Ima World Heart yang bergerak dalam permasalah gizi dan MCAI ( Millenium Challenge Account International) sebagai fasilitator, mengatakan,  Stunting yang merupakan kekurangan gizi, atau buruknya pertumbuhan, hingga terjadi kurangnya tinggi badan dari ukuran seharusnya,  salah satu pencegahannya dengan menunda perkawinan usia dini, tegas Masrawan.

Masrawan mengatakan, perkawinan usia dini termasuk menyebabkan Stunting, alasannya, sang ibu setelah perkawinan. Langsung hamil, kondisi masih belum siap baik mental maupun kesehatan, lalu susah makan, sementara dikandungannya ada janin, yang perlu asupan gizi yang baik. Belum pengaruh psikis karena sama usia belum waktunya labil dalam emosi,

” Sekarang ada sertifikasi, sebelum pernikahan. Bisa dikatakan sebagai upaya mencegah Stunting, supaya yang menikah, mengerti tentang banyak hal termasuk soal gizi,” ungkap Masrawan.

Kades Masrawan, yang banyak aktif di kegiatan kepemudaan seperti KNPI ini, juga menyebutkan, petnikahan dini, atau pernikahan yang belum siap tapi dipaksakan, juga menyebabkan tingginya angka perceraian. Maka adanya sertifikasi sebelum pra nikah itu upaya menekan angka perceraian,

” Maka saat anak sudah memasuki usia remaja tapi belum usia nikah, diarahkan pada kegiatan keagamaan misalnya ikut pengajian. Tingkatlan pengawasan orang tua tentunya,” terang Masrawan.

Sementara Peran Firdaus, Lurah Kelurahan Mambulau, kecamatan Kapuas Hilir, juga menyoroti masalah Stunting ini, dimana kelurahannya menjadi lokasi khusus ( Lokus) untuk penanganan Stunting ini,

” Pola hidup sehat yang kita tingkatkan. Dengan merubah kebiasaan kotor misalnya jamban yang tidak baik dalam sistem sanitasinya,” ujar Peran Firdaus.

Baca juga=Tenaga Honor Satpol PP Damkar Kapuas di Uji Kesamaptaan

Ditambahkan lagi, Peran juga menyebutkan menekan pernikahan usia dini dan mengaktifkan Pos Yandu untuk memantau kesehatan dan pola makan anak, ungkap Peran Firdaus.

Penulis   : Iwan Cavalera
Editor : Aspihan Zain
Penanggungjawab : SA Lingga

 

Pembaca setia kalselpos.com download aplikasi versi android  kami di Play Store

Aplikasi Kalselpos.com

Pos terkait