2020 Perekonomian Kalsel berpeluang Meningkat

Herawanto, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalsel.(Anas Aliando)

BANJARMASIN, kalselpos.com – Salah satu tantangan terbesar bagi
pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan (Kalsel) adalah tertahannya kinerja ekspor dan pertambangan batubara. Hal ini didorong oleh penurunan harga komoditas batubara di dunia dan berkurangnya permintaan dari negara-negara tujuan ekspor seperti Tiongkok, Jepang, dan ASEAN.

Baca juga=Muay Thai Kota Banjarmasin siap Cetak Atlet Banua

Hal itu diungkap, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalsel, Herawanto kepada kalselpos.com, Senin (30/12/2019).

Dijelaskannya, pertumbuhan ekonomi di tahun 2019 diprakirakan akan lebih rendah dibandingkan 2018. Tertahannya kinerja ekspor batubara turut mempengaruhi neraca perdagangan (trade balance) Kalsel yang
pada 2019 mencatatkan surplus yang
menurun. Bukan Kalsel jika tidak berjuang keras untuk bertahan dan bergerak maju.

“Di tahun 2020, perekonomian Kalsel berpeluang tumbuh meningkat seiring pemulihan kinerja ekspor dan pertambangan batubara.
Peningkatan ekspor batubara sejalan
dengan permintaan Tiongkok yang
menyesuaikan kebutuhan Pembangkit
Tenaga Listrik Uap (PLTU) baru dan adanya perjanjian dagang antara Indonesia Coal Mining Association (APBI-ICMA) dan China National Coal Association (CNCA),” ujar Herawanto.

Menurutnya, adalah langkah bijak apabila
akselerasi difokuskan pada sektor potensial utama yang dapat dikembangkan dan
berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat dan perbaikan neraca perdagangan.

Hilirisasi komoditas/agroindustri, industri pengolahan perikanan, dan pengembangan pariwisata, papar Herawanto, merupakan tiga sektor yang
seyogyanya menjadi perhatian utama.
Tentunya sektor-sektor tersebut harus
dibangun dengan melihat masa depan
(berbasis ekonomi digital) dan kekuatan
utama lokal (berbasis ekonomi syariah).

“Akselerasi ini sesuai dengan arahan
Presiden di akhir 2019, yang menyebutkan kita harus mampu bertahan di tengah kesulitan, mampu mencari sumber baru pertumbuhan yang dapat mendukung upaya untuk tetap bertahan, serta tetap optimis dalam menghadapi berbagai tekanan. Tiga hal yang menjadi dasar dari keberhasilan transformasi ekonomi menuju
Visi Indonesia Maju,” ujarnya.

Menurut Herawanto, Pemerintah Provinsi  Kalsel sendiri
telah menetapkan arah kebijakan
pertumbuhan ekonomi daerah dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2016-2021. Tergambar tekad Kalsel untuk Mapan (Mandiri dan Terdepan) yang menjadi lebih sejahtera,
berkeadilan, berkelanjutan, berdikari, dan berdaya saing dan mengembangkan daya saing ekonomi daerah yang berbasis sumber daya lokal, dengan memerhatikan kelestarian lingkungan.

Herawanto juga menyampaikan, beberapa program penting mulai dari
cetak sawah Selamatkan Rawa
Sejahterakan Petani (Serasi), penguatan
produksi ikan lokal, penguatan pasokan
melalui kerja sama antar daerah, perluasan jaringan distribusi hingga pemanfaatan aplikasi pemasaran pertanian, harus menjadi perhatian.

Herawanto berharap, Kalsel
tetap harus optimis menatap masa
depannya. Pertumbuhan ekonomi yang
terus tumbuh dan inflasi yang semakin
terkendali akan mendukung semakin
meratanya kesejahteraan masyarakat.

Baca juga=Muay Thai Kota Banjarmasin siap Cetak Atlet Banua

“Namun optimisme tersebut perlu diiringi dengan kerja keras yang efektif. Kuncinya adalah sinergi dan koordinasi, baik antar instansi-instansi dengan Pemda maupun di
antara SKPD-SKPD di lingkungan
pemerintahan,” tandasnya.

Penulis: Anas Aliando
Redaktur: Bambang CE
Penanggungjawab: SA Lingga

 

Pembaca setia kalselpos.com download aplikasi versi android  kami di Play Store

Aplikasi Kalselpos.com

Pos terkait