Gedung Rusun di Kompleks RSUD “Mubazir”

MUBAZIR – Selesai dibangun setahun yang lalu, bangunan rumah susun di Komplek perumahan pegawai RSUD Muara Teweh, dibiarkan kosong tak berpenghuni.(asli)

Bangunan rumah susun (Rusun) di komplek RSUD Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara
(Barut) sudah setahun selesai di bangun, namun gedung bernilai miliaran rupiah itu terkesan
mubazir karena tak ditempati alias tak berpenghuni
=================================
MUARA TEWEH, K.Pos – Pantauan lapangan, kondisi gedung berlantai tiga cukup baik. Dibagian
depan tersedia beberapa tiang meski tanpa lampu. Di halaman samping kiri, warga mengikat
tiga ekor sapi yang memakan rumput liar sekitar.

Baca juga=Desa Gandring perlu tambahan Tenaga Medis

Rusunawa itu komplit dengan peralatan di dalamnya dengan 42 kamar. “Sayang gedung itu tak
digunakan. Kementerian PUPR bisa enggan beri proyek ke Barito Utara, karena gedung itu
usulan dari daerah. Gedung ini dibangun dengan dana lebih dari Rp2 atau Rp3 miliar,” kata
sumber dari PUPR.

Direktur RSUD Muara Teweh drg Dwi Agus Setijowatie mengatakan, gedung tersebut belum
diserahkan oleh pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian PUPR, sehingga pihak RSUD tak
berani menggunakan rusunawa, apalagi hitungan asetnya masih belum jelas.
“Belum diserahkan. Kami nggak berani gunakan karena hitungan asetnya belum jelas,” kata
Dwi, Selasa (26/11) siang.

Dwi membenarkan, usulan pembangunan rusunawa berasal dari dirinya selaku pucuk pimpinan
RSUD Muara Teweh. Fasilitas ini akan ditempati oleh tenaga RSUD untuk mempercepat
pelayanan di ruang anak, IGD, OK, ICU, serta dihuni tenaga dokter yang belum punya rumah
dinas dan tenaga vital di RSUD seperti atem dan fisikawan medis.

Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber, bantuan rusunawa kepada Kabupaten
Barito Utara berupa rusunawa sederhana tipe 36 sebanyak 42 unit. Lokasi bangunan berada di
dalam kompleks perumahan pegawai RSUD Muara Teweh. Bangunan ini lengkap dengan mebel
dan tempat tidur bagi setiap unit.

Rusunawa berlantai tiga ini dilengkapi dengan fasilitas kamar tidur, kamar mandi, dan ruang
jemur. Proyek rusunawa memakai dana APBN yang dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT
Nindya Karya (Persero). Dalam kontrak disebutkan pembangunan selesai pada Desember 2018.

Terpisah, Wakil Bupati Barito Utara, Sugianto Panala Putra SH, kepada wartawan, tidak dapat
memberikan banyak keterangan. Menurutnya, masalah ini menyangkut teknis.

Baca juga=Desa Gandring perlu tambahan Tenaga Medis

“Saya mohon maaf belum bisa menjawab, karena itu ada teknis sifatnya,” ujar Sugianto, Rabu
(27/11)
Pihaknya mengaku akan memanggil pihak-pihak yang terkait menyangkut masalah tersebut.
“Ini untuk menindak lanjuti pertanyaan dari rekan-rekan wartawan,” ujarnya.

Penulis: Asli
Penanggungjawab: SA Lingga

 

Pembaca setia kalselpos.com download aplikasi versi android  kami di Play Store

Aplikasi Kalselpos.com

Pos terkait